Desa Ngembat di Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, menjadi sorotan berkat inovasi hijau yang dilakukan oleh para warganya. Mereka berhasil mengubah minyak goreng bekas atau minyak jelantah menjadi sumber daya berharga. Inisiatif ini tidak hanya membantu mengurangi limbah, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan bagi desa tersebut.
Prodi Administrasi Niaga dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya turut berperan penting dalam mewujudkan proyek ini. Melalui program pengabdian masyarakat, mahasiswa dan dosen dari prodi ini melakukan pendampingan dan pelatihan kepada warga Desa Ngembat tentang cara mengolah minyak jelantah menjadi lilin, pengawet kayu, dan sabun.
Pelatihan ini melibatkan berbagai aspek administrasi dan manajemen bisnis, termasuk pengelolaan rantai pasokan, pemasaran produk, dan manajemen keuangan.
Proyek inovatif ini dimulai dengan pengumpulan minyak jelantah dari rumah-rumah tangga dan usaha kuliner di Desa Ngembat. Minyak jelantah yang terkumpul kemudian diolah menjadi lilin, yang digunakan untuk kebutuhan rumah tangga saat darurat, dan sabun yang digunakan sebagai mencuci tangan dan menyuci serbet kotor, Adapun pengaweut kayu yang bermanfaat untuk mengusir hama rayap yamg menjadi permasalahan warga Ngembat di rumah.
Dampak dari program ini sangat positif. Selain mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembuangan minyak jelantah secara sembarangan, proyek ini juga menciptakan peluang ekonomi baru bagi warga Desa Ngembat. Pengolahan minyak jelantah menjadi lilin, pengawet kayu, dan sabun membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Desa Ngembat kini menjadi contoh sukses dalam penerapan konsep ekonomi sirkular dan inovasi hijau di tingkat desa.
Program ini juga mendapatkan apresiasi dari pemerintah Kabupaten Mojokerto, yang berkomitmen untuk mendukung inisiatif serupa di desa-desa lain. Kerja sama antara masyarakat desa, akademisi, dan pemerintah menunjukkan bahwa inovasi hijau dan keberlanjutan dapat dicapai melalui kolaborasi yang baik. Desa Ngembat pun kini dapat mengubah limbah menjadi sumber daya berharga, memberikan inspirasi bagi daerah lain untuk mengikuti jejak mereka.
Penulis: Rizka Ella Rahmadhani
Mahasiswa KKN Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Program Studi Administrasi Niga
Dosen Pembimbing Lapangan: Haikal Arsalan, S.H., M.H.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H