Lihat ke Halaman Asli

FISIOTERAPI DADA

Diperbarui: 4 April 2017   17:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Fisioterapi dada adalah Sejumlah terapi yang digunakan dalam kombinasi untuk mobilisasi sekresi pulmonaria. Fisioterapi dada harus diikuti dengan batuk efektif dan mencustion klien/pasien yang mengalami penurunan kemampuan untuk batuk.

Indikasi dan kontraindikasi

Indikasi fisioterapi dadaterdapat penumpukan sekret pada saluran napas yang dibuktikan dengan pengkajian fisik, X Ray, dan data klinis, Sulit mengeluarkan atau membatukkan sekresi yang terdapat pada saluran pernapasan.

Kontraindikasi fisioterapi dada ada yang bersifat mutlak seperti kegagalan jantung, status asmatikus, renjatan dan perdarahan masif, sedangkan kontraindikasi relatif seperti infeksi paru berat, patah tulang iga atau luka baru bekas operasi, tumor paru dengan kemungkinan adanya keganasan serta adanya kejang rangsang. Fisioterapi dada direkomendasikan untuk klien/pasien yang memproduksi sputum lebih dari 30cc/hari atau memiliki riwayat atelektasis dengan x-ray dada. Perkusi kontraindikasi pada klien/pasien dengan kelainan perdarahan.

Macam-macam fisioterapi dada

-Perkusi dada : dengan memeriksa seluruh bagian dada yang memerlukan drainase. Tangan diposisikan seperti membentuk cup, ujung jari menyentuh ibu jari diperkusikan pada permukaan dada dengan gelombang amplitude dan frekuensi yang bervariasi menurut perubahan konsistensi dan lokasi sputum.

-Vibrasi : tekanan bergetar yang dilakukan pada dada selama ekshalasi. Teknik ini dapat meningkatkan turbulensi dan kecepatan ekshalasi udara, sehingga secret dapat bergerak.

-Postural drainase (PD) : intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi. Mengingat kelainan pada paru bisa terjadi pada berbagai lokasi maka PD dilakukan pada berbagai posisi disesuaikan dengan kelainan parunya. Waktu yang terbaik untuk melakukan PD yaitu sekitar 1 jam sebelum sarapan pagi dan sekitar 1 jam sebelumtidur pada malam hari. Postural drainase dapat dilakukan untuk mencegah terkumpulnya sekret dalam saluran nafas tetapi juga mempercepat pengeluaran sekret sehingga tidak terjadi atelektasis.

Teknik-teknik fisioterapi dada

A.Perkusi dada

·Kaji kondisi klien/pasien (bunyi nafas dan jantung, pola pernapasan, dan secret) dan tingkat kenyamanan.

·Kaji riwayat kesehatan jantung, masalah dan kemungkinan kontraindikasi untuk fisioterapi dada.

·Tentukan area paru yang membutuhkan terapi.

·Jelaskan prosedur dan tujuan.

·Pastikan klien/pasien telah berkemih.

·Anjurkan klien/pasien untuk mengemukakan bila terasa ingin muntah.

·Perawat berdiri bersebrangan dengan area yang akan di perkusi.

·Tangan dan jari-jari dirapatkan dan membentuk cup lalu tepuk diarea yang diperlukan selama 3menit.

·Minta klien/pasien untuk batuk dan mengeluarkan sputum.

B.Vibrasi

·Instuksikan klien/pasien untuk menghirup nafas dalam secara lambat melalui hidung dan mengeluarkannya melalui mulut.

·Ratakan telapak tangan pada area dada yang mengalami penumpukan secret.

·Dengan hati-hati lakukan vibrasi saatklien/pasien menghembuskan nafas.

·Minta klien/pasien untuk batuk dan mengeluarkan sputum.

·Setelah semua dilakukan kaji kembali kondisi klien/pasien.

·Kembalikan ke posisi nomal dan berikan posisi yang nyaman.

·Berikan keperawatan mulut, dan cuci tangan klien/pasien.

·Cuci tangan dan dokumentasi hasil pengkajian status respiratori dan respon klien/pasien (jumlah secret dan warna).

C.Postural drainase

·Taruh tangan di bagian dada atau punggung klien/pasien.

·Minta klien/pasien menarik nafas dalam-dalam lalu keluarkan melalui mulut secara perlahan.

·Dekatkan telinga kita ke tubuh klien/pasien dan dengarkan asal bunyi lendir. Biasanya lendir yang mengumpul akan menimbulkan suara. Atau, rasakan getarannya.

·Setelah letak lendir berhasil ditemukan, atur posisi klien/pasien :

-Bila lendir berada di paru-paru bawah maka letak kepala harus lebih rendah dari dada agar lendir mengalir ke arah bronkhus utama. Atur posisi klien/pasien dalam keadaan tengkurap.

-Bila posisi lendir di paru-paru bagian atas maka kepala harus lebih tinggi agar lendir mengalir ke cabang utama. Atur Posisi klien/pasien dalam keadaan telentang.

-Bila lendir di bagian paru-paru samping/lateral, maka posisikan klien/pasien dengan miring ke samping, tangan lurus ke atas kepala dan kaki seperti memeluk guling.

Referensi

- - A. Aziz Alimul Hidayat, Musrifatul Uliyah. 2004. Buku Saku Ketrampilan Dasar Manusia. Alih Bahasa: Rosidah, Monika Ester. Jakarta: EGC.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline