TANGERANG SELATAN --- Sabtu malam pukul 19.00 pada tanggal 12 Oktober 2019 di Amphitheater, Taman Kota 2 BSD, Tangerang Selatan diramaikan oleh pementasan drama "Dhemit", sebuah pertunjukan drama dari lontjeng teater. Yang diperankan langsung oleh anggota lontjeng teater itu sendiri. Lontjeng teater merupakan sebuah grup teater dari Mahasiswa Universitas Pamulang.
Awalnya, untuk menonton pementasan ini anda harus merogoh kocek sebesar 20 ribu rupiah. Namun, setelah beberapa minggu kemudian, anggota lontjeng teater mengumumkan bahwa pementasan drama "Dhemit" digratiskan.
Bagi yang sudah membeli tiketnya, akan ada refund atau pengembalian uang. Jadi untuk menonton pementasan drama "dhemit" tidak akan dikenakan biaya apapun. Kita hanya perlu datang dan duduk manis untuk menyaksikan pementasan drama ini.
Naskah yang berjudul "Dhemit" ini merupakan naskah drama karya Heru Kesawa Murti. Drama ini bercerita tentang para demit yang merasa gelisah dan takut akan tempat tinggalnya yang akan digusur oleh manusia.
Para demit ini berisi Lurahe (Jin Pohon Preh), Genderuwo, Wilwo, Egrang, Kuntilanak, dan Sawan. Lurahe adalah jin pohon preh yang merupakan pimpinan para demit.
Genderuwo adalah komandan demit yang terbuka tapi temperamental. Lalu, ada Wilwo yaitu demit yang berlagak cerdas. Temannya Wilwo yaitu Egrang yang mana ia adalah demit yang suka mengeluh. Selain itu, ada Kuntilanak yang merupakan demit penggoda. Dan yang terakhir adalah Sawan sang demit penyebar penyakit.
Para demit itupun tergesa-gesa pada saat ingin menemui Lurahe. Mereka ingin memberitahu Lurahe tentang rencana manusia yang bermaksud menebang Pohon Preh, takhta raja sekelompok demit sekaligus tempat pengungsian para makhluk halus yang kena gusur.
Celakanya, beberapa pohon besar lainnya yang juga jadi tempat tinggal kaum hantu juga telah dibuldoser Rajegwesi, pimpinan proyek perumahan manusia.
Karena merasa terancam, para demit lalu beraksi untuk mencegah hal itu terjadi. Agar Pohon Preh tidak jadi ditebang oleh Rajegwesi. Beberapa pekerja Rajegwesi tiba-tiba sakit. Sementara Suli, sekretarisnya, diculik oleh Demit Sawan.
Setan-setan itu juga bersikeras mempertahankan Pohon Preh. Yang mana Pohon Preh adalah satu-satunya istana para demit. Tak heran bila buldoser bahkan tak sanggup menumbangkannya. Tapi Rajegwesi tak mempercayai semua itu.
Rajegwesi adalah seorang yang antitakhayul. Bahkan ia menuduh Sesepuh Desa sebagai dalang dari hilangnya Suli. Tapi Rajegwesi tak pernah menghiraukan hal itu. Justru ia tetap melanjutkan rencananya untuk menebang Pohon Preh.