Lihat ke Halaman Asli

Rizka Dahlila

Mahasiswi KPI IAIDU ASAHAN

Keajaiban Sedekah

Diperbarui: 21 Desember 2023   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sudah tidak ada lagi yang tersisa," ucap ibu sembari menunjukkan kendi berisi bulir-bulir beras yang bahkan bisa dihitung dengan jari, aku mengintip dari balik tirai menuju dapur.

Bapak menghela nafas, matanya yang sayu dan tubuhnya yang tinggal tulang membuatku meringis kasihan. Kulitnya hitam legam karena terlalu banyak berada di bawah matahari, profesi bapak yang hanya tukang parkir dan kuli panggul di pasar membuatnya demikian.

Bapak mengeluarkan dompet lusuh miliknya, selembar uang dua puluh ribuan yang hanya ada satu-satunya di sana kini berpindah tangan pada ibu.

"Belikan beras dulu sama lauk buat makan anak-anak."

"Tapi tadi Bu Darma datang minta uang kontrakan, kita udah nunggak satu bulan."

"Nanti Bapak cari lagi, ya, Bu, mudah-mudahan banyak yang minta bantu angkat belanjaannya hari ini di pasar."

Aku berbalik ke ruang tamu saat Bapak terlihat akan berangkat keluar. Menemui adikku yang sedang bermain-main dan bergabung bersamanya.

Bapak berpamitan pada kami sebelum pergi, lebih awal dari biasanya. Lalu setelahnya ibu datang dengan menggunakan hijabnya, yang selalu ia gunakan untuk berpergian.

"Ibu mau ke kedai beli beras, kalian di rumah saja, ya!"

"Ikut ibu!"

"Sri!" Aku memperingatinya, bukan soal apa, adikku jika ikut ibu ke kedai pasti selalu minta dibelikan jajanan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline