Kabupaten Pekalongan (28/7/2023) -- Minyak goreng merupakan salah satu bahan pokok yang dibutuhkan oleh manusia. Dalam kehidupan sehari-hari minyak goreng sangat berkaitan erat dengan dengan proses memasak. Aktivitas penggorengan dengan minyak ini akan menghasilkan limbah berupa minyak jelantah. Namun, tahukah kalian bahwa minyak goreng hanya diperbolehkan maksimal untuk 3 kali penggorengan saja. Lantas apasih efek dari penggunaan minyak goreng secara berulang kali?
Minyak goreng yang dipanaskan lama dan berulang kali akan menghasilkan senyawa peroksida yaitu senyawa radikal bebas yang sangat beracun bagi tubuh manusia dan berbahaya bagi lingkungan. Minyak jelantah termasuk salah satu limbah yang sulit diuraikan. Limbah minyak goreng ini berpotensi merusak ekosistem perairan, mencemari tanah dan air jika tidak dikelola dengan benar serta dapat menyumbat saluran air/drainase.
Dengan demikian, sebagai salah satu upaya mengurangi limbah minyak jelantah, mahasiswa KKN Undip memberikan edukasi berupa pelatihan pemanfaatan limbah minyak goreng atau minyak jelantah menjadi sabun cair pembersih kepada Ibu-Ibu PKK Desa Lumeneng. Sabun cair pembersih dari limbah minyak jelantah ini nantinya dapat digunakan untuk mencuci tangan, kain/lap, serta mencuci piring ataupun bisa dijadikan sebagai souvenir. Sabun cair ini tidak disarankan digunakan sebagai sabun mandi karena selain terbuat dari limbah sabun ini belum terbukti aman untuk digunakan langsung ke tubuh manusia.
Program kerja pelatihan pembuatan sabun dari minyak jelantah termasuk program monodisiplin Fatika Regina -- S1 Teknik Lingkungan yang dilaksanakan di Balaidesa Desa Lumeneng pada Jumat (28/07/2023). Tujuan dari program ini yaitu untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terutama kalangan Ibu-Ibu tentang bahaya pembuangan limbah minyak secara langsung ke lingkungan. Oleh karena itu, limbah minyak jelantah ini lebih baik diolah menjadi produk berupa sabun cair daripada dibuang sembarangan. Program pelatihan pembuatan sabun dari minyak jelantah ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis limbah minyak goreng bekas, serta sebagai salah satu upaya mengurangi pembuangan limbah rumah tangga langsung ke lingkungan
Kegiatan pelatihan pembuatan sabun dari minyak jelantah dapat berjalan dengan lancar karena Ibu-Ibu antusias dalam mempelajari cara pembuatan sabun. Kegiatan pelatihan ini diawali dengan perkenalan mahasiswa KKN Undip, pembagian brosur yang memuat informasi seputar cara pembuatan produk, pemaparan materi beserta alat bahan, kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan sabun dari minyak jelantah.
Langkah-langkah pembuatan sabun dari minyak jelantah terdiri dari 2 tahap yaitu pemurnian minyak jelantah dan pembuatan sabun cairnya sendiri. Sebelum memulai pembuatan sabun siapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Pemurnian minyak dilakukan dengan merendam arang aktif ke dalam minyak jelantah selama 24 jam lalu saring menggunakan saringan yang dilapisi dengan kain bekas. Tahap yang kedua yaitu pembuatan sabun diawali dengan menuangkan air ke wadah plastik, lalu masukkan KOH/soda api ke dalam wadah tersebut dan aduk hingga KOH/soda api larut sempurna.
Setelah itu, diamkan larutan tersebut sekitar 30 menit agar suhunya turun hingga suhu ruangan. Jika suhunya sudah turun, masukkan larutan KOH/Soda api ke dalam minyak jelantah yang sudah dijernihkan sebelumnya demi sedikit sambil terus diaduk hingga konsistensinya seperti mayonnaise. Kamu bisa menambahkan pewarna dan pewangi (essential oil) dan aduk hingga merata. Tambahkan air sebanyak 825 ml kedalam minyak jelantah yang konsistensinya sudah seperti mayonnaise aduk hingga menjadi larutan sabun.
Selanjutnya campurkan air garam dengan perbandingan 5:1 yang berfungi untuk mengentalkan larutan sabun. Selama demonstrasi berlangsung, beberapa Ibu-Ibu antusias mengajukan pertanyaan dan mengambil gambar serta video cara pembuatan sabun. Setelah demonstrasi pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi sabun cair pembersih selesai, dilakukan pembagian produk sabun yang sudah jadi dan dilakukan sesi foto bersama Ibu Ibu yang hadir.
Penulis : Fatika Regina Damayanti -- S1 Teknik Lingkungan, Fakultas teknik