Lihat ke Halaman Asli

Kami Ingin Normal Teman

Diperbarui: 17 Juni 2015   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

dingin...

entah dingin panas, sejuk atau apapun yang anda rasakan di tempat anda ketika membaca tulisan ini,

bagaimanapun juga dingin ini mulai mrambat masuk mlalui setiap partikel tubuh yang hanya memiliki diameter yang lebh kacil dari sistem kapilaritas dalam kain.

bberapa saat kami mencoba memahami, dukan untuk menghakimi, selayaknya kami bsa mengatakan hala yang tak perlu di ketahui, apakah hal tersbut mampu menjadikan kami bagian kecil dari kehidupan.

mereka mengatakan kami abnormal, bahkan tak jarang kami dianggapnya gila,

merka hanya tau dari permukaan tak pernah mengetahui segala perasaan yang kami lakukan,

perjuangan, amarah, kutukan, hinaan, malu. bah..... sudah hilang dari sendi sendi tulang kami

yang kami peruangkan, kami mampu hidup sellayaknya anusia, bukan selayaknya hewan,,

apalah kami dengan skizophrenia, apalah kami dengan paaeksualitas, apalah kami yang dengan bipolar, kemudian apalah kami yang dengan demensia.

semua menganggap kita gila, bakana hanya sepersepuluh manusia yang mampu memamhami hidup srta dunia kami sehingga mereka bersedia utuk menyelesaiakan hidup kami.

biarlah.. memang siapa yang berkenan dengan hidup bak sampah yang tak berguna

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline