Mengapa bangsa harus bangga pada santri?
Arti kata santri ialah melek huruf / bisa membaca. Santri adalah julukan bagi seorang pelajar yang menuntut ilmu agama di ranah pesantren. Sedangkan pesantren adalah Lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan serta mengajarkan dan menyebarkan ilmu agama islam. Namun di pesantren santri tidak hanya diajarkan tentang ilmu agama melainkan juga diajarkan tentang berbagai macam Bahasa, seperti Bahasa inggris dan Bahasa arab serta ilmu umum yang lain. Di pesantren santri diajarkan untuk hidup mandiri dan berfikir dewasa, dan santri dituntut untuk menjadi pribadi yang bermanfaaat bagi masyarkat di sekitarnya. Santri juga ikut mengisi panggung politik, menyemarakkan dunia bisnis, ekonomi, literasi, digital juga militer.
Santri dan pesantren tidak bisa dipisahkan begitu saja, bahkan bangsa indonesiapun tidak bisa dilepaskan dari perjuangan para santri. Pesantren telah meyumbang banyak jasa yang tak ternilai harganya bagi bangsa Indonesia terlebih dalam pengembangan agama islam. Nasionalisme dan semangat anti penjajahan menjadi modal dan kunci perlawananterhadap kekuasaaan colonial hingga akhirnya bangsa Indonesia benar -- benar merdeka.
Para santri mempunyai andil yang cukup besar pada saat resolusi jihad yang dipelopori oleh KH. Hasyim Asy'ari pada tanggal 22 Oktober 1945. Kemudian pada tanggal 10 November 1945 para santri Bersama masyarakat ikut turun tangan untuk melawan kolonial penjajah. Para santri dan kyai juga memiliki peran tersendiri terhadap keutuhan negara kesatuan republic Indonesia (NKRI). Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya rumusan Pancasila sebgai dasar negara pada muktamar NU di situbondo tahun 1984. Oleh karena iitu eksistensi santri memunculkan apresiasi tersendiri bagi kalangan masyarakat Indonesia.
Namun peran santri saat ini bergeser dari yang sebelumnya santri adalah pahlawan yang dengan semangat juangnya untuk ikut memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia, akan tetapi sekarang lebih dikenal sebagai seorang yang membawa paham radikal atau cenderung berpikiran ekstrim dalam berpandangan agama. Bisa dikatakan juga bahwa pandangan masyarakat saat ini beralih dari yang awalnya santri itu adalah pemersatu bangsa menjadi santri tu pemecah bangsa.
Peran santri mengalami pergeseran bukan tanpa sebab melainkan didasarkan pada realita yang dimulai dengan adanya pergerakan DI/TII (Darul Islam / Tentara Islam Indonesia) dan NII (Negara Islam Indonesia) yang muncul tidak lama dari kemerdekaan bangsa Indonesia tahun 1945, hingga kasus bom di bali pada tanggal 12 Oktober 2002 yang tanpa sengaja melibatkan orang yang dulunya santri di pondok pesantren. Pengeboman tersebut mengakibatkan ratusan warga negara Indonesia (WNI) dan warga negara asing (WNA) tewas. Setelah ditelusuri, ternyata dalang dari pengeboman tersebut adalah amrozi yang masih terikat dengan kasus lain yaitu radikalisme agama, sama halnya dengan beberapa kasus bom bunuh diri yang sering terjadi saat ini dengan mengatasnamakan jihad fi sabilillah, aksi terorisme dan penyerangan agama lain. Beberapa peristiwa tersebut dianggap mencoreng nama baik islam, santri dan pondok pesantren.
Pada abad ke 20-an radikalisme agama telah menjadi isu yang diperbincangkan banyak orang, baik dari kalangan tokoh -- tokoh agama, ormas islam hingga masyarakat biasa. Dengan demikian, radikalisme telah menjadi masalah yang serius yang harus diselesaikan bersama, terutama oleh para santri yang secara langsung Namanya terlibatkan.
Santri merupakan inovasi yang dimunculkan sebagai pencegahan radikalisme agama di Indonesia. Bentuk inovasi ini adalah sebuah komunitas yang menghimpun para santri dari berbagai wilayah yang dalam kegiatannya banyak menyerukan kedamaian sesama umat beragama. Program yang mungkin bisa dilaksanakan dalam hal ini adalah dengan mengadakan kegiatan santri menulis, character building for santri, seminar bela negara dan dialog antar agama. Program -- program tersebut memiliki latar belakang yang berbeda namun memiliki tujuan akhir yang sama yaitu untuk menimbulkan kesan bahwa santri sebagai agen perdamaian dan sebagai bentuk upaya pencegahan radikalisme agama di Indonesia.
Sesungguhnya, islam merupakan agama yang cinta akan kedamaian dan islam tidak suka terhadap kekerasan. Sebagai tokoh yang memiliki pengetahuan tentang nilai -- nilai ajaran agama islam, santri seharusnya mengimplementasikannya denga baik bukan salah dalam memahami ajaran agama yang akan memicu terjadinya radikalisme agama. Dengan demikian, bila inovasi santri dilaksanakan dengan baik dan Kerjasama dengan berbagai pihak, tidak menutup kemungkinan jika santri sebagai agen perdamaian dan sebagai upaya untuk menangkal radikalisme beragama akan terwujud.
Pemilihan tanggal 22 oktober sebagai hari santri nasional didasarkan ketika KH. Hasyim Asy'ari menyerukan ajaran jihad yang disebut dengan resolusi jihad untuk melawan sekutu pada tanggal 22 Oktober 1945. Penyeruan resolusi jihad oleh KH. Hasyim Asy'ari merupakan ajakan untuk berjuang demi mempertahankan bangsa dan negara. Resolusi jihad mempunyai pernyataan bahwa berjuang mempertahankan kemerdekaan bangsa indones hukumnya fardlu 'ain. Seruan tersebut membuat para santri turut andil dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Resolusi jihad ini selain di pimpin oleh KH. Hasyim Asy'ari juga diikuti oleh seluruh ulama se -- jawa dan madura di kantor pengurus besar NU di bubutan, Surabaya. Peristiwa resolusi jihad ini didasari karena pihak belanda yang masih berusaha memprovokasi bangsa Indonesia.
Untuk mengapresiasi keberanian, kerja keras, semangat, keringat, darah dan segala pengorbanan yang dilakukan oleh para santri maka setiap tanggal 22 Oktober ada peringatan yang disebut dengan "Hari Santri Nasional". Peringatan hari santri nasisonal menjadi upaya untuk merawat ingatan dan semngat revolusi jihad. Melalui peringatan tersebut juga peran santri akan terus diingat Selama meperjuangkan kemerdekaan Indonesia bahwa santri telah mengambil porsi yang besar dalam hal perjuangan.