Lihat ke Halaman Asli

Literasi Data Teknologi dan Manusia untuk Guru SD

Diperbarui: 23 Januari 2022   20:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pandemi COVID-19 telah menyebabkan dibatalkannya semua acara di Indonesia yang dapat mengumpulkan kelompok besar, termasuk acara pendidikan di semua tingkatan. Oleh karena itu, hampir semua lembaga pendidikan formal menyelenggarakan pembelajaran online. Siswa sangat membutuhkan keterampilan literasi digital dengan menerapkan strategi pembelajaran online. Hal ini dikarenakan pembelajaran online tidak dapat dilaksanakan tanpa dukungan literasi digital yang tinggi.

Di zaman modern, pendidikan jarak jauh menjadi cara pendidikan yang lebih populer dan diterima. Terlebih lagi, teknologi digital saat ini telah menjadi bagian integral dari sektor pendidikan. Teknologi digital di sini mencakup berbagai perangkat keras dan perangkat lunak komputer seperti telepon seluler, alat jaringan, perangkat lunak aplikasi, layanan komunikasi dan penyimpanan. Siswa dapat menggunakan teknologi digital untuk kegiatan belajar seperti membaca dan mengirim email, mengakses sistem manajemen pembelajaran, membaca jurnal atau e-book, mengikuti kuis online, berpartisipasi dalam forum, dan banyak lagi. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran online dapat menjadi salah satu cara untuk melakukan pembelajaran jarak jauh selama pandemi COVID-19.

Pada zaman sekarang atau disebut era digital manusia tidak bisa terlepas dari teknologi informasi, sehingga literasi digital merupakan hal yang sangat penting untuk kita kuasai terutama guru dalam menghadapi pembelajaran daring di masa COVID19 yang mengharuskan seluruh guru maupun siswa melakukan proses pembelajaran menggunakan alat teknologi baik handphone maupun komputer dan juga akses internet untuk menunjang pembelajaran daring.

Pembelajaran online adalah bagian dari pendidikan jarak jauh, yang didefinisikan sebagai memberikan instruksi formal di mana waktu dan lokasi memisahkan peserta didik dari pendidik. Pembelajaran online melalui ruang kelas virtual dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif agar kegiatan pembelajaran dapat tetap berjalan selama masa pandemi COVID-19.

Pembelajaran online dikembangkan sebagai media pembelajaran yang menghubungkan pendidik dan siswa secara online di ruang kelas virtual tanpa secara fisik berada di ruangan yang sama. Pembelajaran online dapat dicapai melalui ruang kelas virtual, pengalaman belajar menggunakan berbagai perangkat yang dapat diakses internet, seperti laptop atau smartphone, dalam lingkungan sinkron atau asinkron. Berbagai platform digunakan untuk membantu memperlancar proses pembelajaran, sebagai media penyampaian materi, penilaian atau pengumpulan tugas. Platform ini termasuk Grup Whatsapp, Zoom Cloud Meeting, Google Classroom, Google Meet, Google Form, dan Email. pada masa pandemic ini walaupun pembelajaran dilakukan secara online, guru harus tetap memberikan pembelajaran yang berkualitas salah satunya dengan membuat media pembelajaran, akan tetapi media pembelajaran tidak bisa dilakukan secara nyata melainkan dengan tetap berbasis digital seperti membuat video pembelajaran atau animasi dengan menggunakan aplikasi editing seperti filmora, kinemaster dan lain sebagainya.

Menurut narasumber, sudahkah melihat proses pembelajaran digital bagi siswa di masa pandemi COVID-19 ini? "Baguslah Kemendikbud sekarang menyediakan beberapa website untuk anak-anak belajar online. Namun, sebaiknya ketersediaannya terbatas. Artinya, siswa mungkin memerlukan informasi lain selain Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Informasi yang diberikan. Situsweb pendidikan dan budaya. Siswa perlu menjelajahi dunia maya untuk mempelajari lebih lanjut. Temukan informasi pembelajaran. Ketika mereka terus berselancar internet di banyak situs, di situlah kemudian siswa perlu literasi digital".

Permasalahannya adalah guru cenderung menggunakan informasi-informasi itu sebagai rujukan untuk mengembangkan sumber belajar atau penyusunan perangkat pembelajarannya. Hal ini dikarenakan karena guru tidak memiliki teknik pencarian sumber informasi di internet dalam artian belum memiliki literasi digital yang memadai, yang mana literasi ini merupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki guru.

Inovasi pengajaran guru di era IPTEK adalah upaya guru sekolah dasar untuk menggunakan komputer dan internet sebagai media interaksi guru-siswa, yang kemudian tercermin dalam akses digital, sehingga menciptakan model sosial dan kursus yang bermakna. Perkembangan teknologi informasi akan mewujudkan esensi interaksi individu, tidak hanya satu arah, tetapi juga dua arah, bahkan dari segala arah koneksi berbagai peserta. Melalui kurikulum Sains, Teknologi, Teknik, Seni dan Matematika (STEAM), guru akan mendukung literasi dan kreativitas digital, menyeimbangkan teori dan praktik dengan keterampilan terapan. Siswa sangat menuntut penggunaan digitalisasi dalam proses pengajaran seperti blended learning, sehingga interaksi antara guru dan siswa dapat menyentuh aktivitas siswa, menemukan materi pembelajaran yang lebih luas, dan menemukan solusi dalam proses pemecahan masalah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline