Webinar Strategic Leadership yang diselenggarakan oleh Pascasarjana Unair pada tanggal 4 November 2024 yang mengusung tema "Kepemimpinan Bank Indonesia dalam Mendorong Digitalisasi Sistem Pembayaran Menuju Indonesia Emas 2045"
Webinar tersebut turut mengundang beberapa pembicara ternama salah satunya adalah Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta. Webinar ini membahas tentang digitalisasi sistem pembayaran berupa Qris yang memudahkan masyarakat terutama generasi Z saat bertransaksi secara online dari rumah. Hal itu akan membuat perekonomian Indonesia semakin maju. dalam webinar tersebut.
Filianingsih Hendarta berkata, "transaksi pembayaran digital akan tumbuh sebesar 55,9% pada tahun 2030 atau naik sebesar 14 kali lipat dibandingkan dengan 2024".
Proyeksi tersebut dilandasi karena tiga lingkungan strategis yaitu meningkatnya pertisipasi generasi Y, generasi Z, dan juga generasi alpha. Saat ini di Indonesia sudah mencapai 70% didominasi oleh generasi Y, Z, dan alpha. Ketiga generasi ini merupakan generasi yang terlahir sudah menggunakan gadget sehingga hal itu menjadikan generasi tersebut adalah generasi yang akan membuat Indonesia lebih maju pada tahun 2045 nanti.
Di era yang serba digital ini, perkembangan teknologi semakin tersebar ke setiap aspek kehidupan manusia, termasuk dalam sistem pembayaran di Indonesia. Bank Indonesia memiliki tiga mandat utama, yang dahulu pengawasan dan pengaturan ada di Bank Indonesia tapi dengan adanya OJK pengaturan dan pengawasan bersifat mikroprudensial dan Bank Indonesia secara makroprudensial. Mandat utamanya yaitu memelihara stabilitas nilai tukar kebijkan moneter, memelihara sistem pembayaran, dan mendukung stabilitas sistem keuangan melalui kebijakan makroprudensial.
Bank Indonesia memunculkan inovasi sitem pembayaran berupa QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Bank Indonesia di tahun 2019 menerbitkan blueprint sistem pembayaran. jadi, pada saat covid-19 sudah bisa menggunakan QRIS karena keterbatasan akses pembayaran secara tunai. Dengan adanya QRIS ini memudahkan pembayaran secara cepat, aman, dan tanpa uang tunai. Dengan QRIS, pengguna hanya perlu memindai kode QR yang tersedia untuk melakukan pembayaran, baik itu untuk transaksi di merchant fisik maupun transaksi online.
Filianingsih mengatakan bahwa, "Gen Z seringkali lebih memilih melakukan transaksi digital dibandingkan menggunakan uang tunai". Gen Z cenderung lebih nyaman menggunakan aplikasi pembayaran seperti GoPay, OVO, DANA, dan LinkAja, yang sudah terintegrasi dengan QRIS. Kepraktisan, kemudahan, dan kecepatan transaksi digital ini menjadikan QRIS pilihan utama bagi Gen Z dalam berbelanja, makan di restoran, atau bahkan melakukan donasi.
Menurut Filianingsih pembayaran menggunakan QRIS lebih aman dibandingkan dengan membawa uang tunai atau bahkan menggunakan kartu fisik yang rawan hilang atau dicuri. Selain itu, transaksi QRIS dilindungi oleh enkripsi yang kuat, sehingga data pengguna tetap aman. Hal itu membuat Gen Z sangat menyukai karena keamanan yang terjamin. Gen Z sebagai generasi yang mudah tergiur dengan digitalisasi membuat para Gen Z ini fomo terhadap kemudahan teknologi tersebut.
Tantangan dan Kesadaran Penggunaan QRIS di Kalangan Generasi Z
"Peningkatan literasi keuangan digital kepada Gen Z mengenai penggunaan QRIS sangat diperlukan karena tidak sedikit dari Gen Z yang memiliki pemahaman cukup mengenai literasi keuangan", ujar Filianingsih. Hal itu dilakukan agar mereka mengerti tentang penggunaan QRIS yang aman dan bijak supaya transaksi dilakukan dengan cara yang tepat.