Lihat ke Halaman Asli

Ini Dia Cara Jitu Berburu Diskon

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai ibu rumah tangga, tuntutan untuk menjadi lebih cermat dalam berbelanja akan semakin besar. Karena ibu rumah tangga menjadi manajer keuangan bagi keluarganya. Ibarat sebuah perusahaan, lost profitnya akan banyak dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh seorang manajer keuangan. Dalam hal ini manajer keuanganlah yang akan memberikan advise tentang kebijakan penerapan anggaran belanja perusahaan. Begitupula halnya dengan ibu rumah tangga, surplus atau defisit anggaran keuangan keluarga akan dipengaruhi oleh kecermatan seorang ibu dalam berbelanja. Nah salah satu kecermatan yang sering diuji adalah kecermatan menyikapi diskon.

Pengalaman saya tentang diskon, memang gampang-gampang susah untuk membedakan mana diskon yang bisa menjadi penghematan dan mana diskon yang bisa menjadi pemborosan. Berikut pengalaman saya dalam menyikapi diskon-diskon yang pernah ditawarkan, baik di supermarket, minimarket maupun mall dan factory outlet.

Pada satu kesempatan saya pernah tertarik pada papan diskon bertuliskan 70% yang tertempel di rak baju dan sepatu anak di sebuah supermarket. Baju dan sepatu yang dibandrol diskon 70% adalah produk dengan merk ternama, tanpa piker panjang sayapun langsung melangkahkan kaki memilih sepatu untuk anak saya yang masih berusia 2 tahun, dan pas, langsung berjodoh, warna dan ukuran yang dicari kebetulan ada. Saya lihat dengan seksama, tak ada cacat pada sepatu itu “mungkin cuci gudang” pikir saya. Sesampainya di rumah anak saya langsung memakainya dengan gembira, ah tapi sayang baru beberapa jam dipakai bahan perekat sepatu itu ternyata sudah tidak berfungsi dengan baik, alhasil si kecil tidak mau pakai lagi, karena setiap kakinya melangkah, sepatu itu terlepas dari kakinya karena longgar. Kesimpulannya belanja diskon hari itu hanya membawa pemborosan.

Dilain kesempatan saya dan keluarga pergi ke sebuah supermarket untuk belanja bulanan. Seperti biasanya sebelum masuk, saya selalu mengambil brosur yang biasanya menginformasikan produk-produk yang sedang diskon. Karena belanjanya adalah belanja bulanan, tentunya saya sudah hafal dengan kisaran harga barang-barang yang akan dibeli. Karena catatan daftar belanjapun selalu sama setiap bulannya, Sambil mendorong troli saya buka halaman demi halaman brosur tersebut, dan dilanjutkan dengan mencari barangnnya untuk di masukkan dalam troli belanjaan. Setelah selesai membayar di kasir, betapa senangnya saya telah berhasil menghemat uang belanja hingga seratus ribuan. Dari mana saya tau telah berhasil menghemat seratus ribuan??? Yup, betul sekali. Dari struk belanja yang saya dapatkan. Di supermarket tempat saya belanja di bagian ujung lembaran struk belanja yang panjang selalu diinformasikan besaran uang yang berhasil kita hemat, karena ada item tertentu yang dijual dengan harga dibawah harga biasanya. Jadi dalam struk belanja itu tertulis “anda telah berhemat sebesar Rp. xx.xxx” senang bukan?

Kegembiraan yang sama juga pernah saya rasakan ketika berbelanja buku di sebuah toko buku besar. Buku-buku dengan harga yang sangat murah berhasil saya bawa pulang meskipun ada lipatan-lipatan sedikit dalam buku itu, mungkin bekas buku display, jadi sering dibaca pengunjung. Tapi Not too bad, semua halamannya lengkap, ilmunyapun dapat. Selain belanja keperluan bulanan dan buku, ada juga pengalaman menggembirakan saat berbelanja pakaian, waktu itu suami saya melihat celana jeans branded dengan diskon 70% di sebuah mall, setelah diperiksa dengan seksama tak ada cacat dan kekurangan pada celana itu, dan bungkus! Langsung parkir di kasir, celana jeans itupun ikut pulang bersama kami. Sampai sekarang di tahun ke tiganya, celana jeans itu masih nyaman dipakai. Sempat ragu juga saat membelinya dulu, tapi terpikir suami saya pakai nomor yang jarang orang pakai, mungkin karena itulah celana ini di diskon.

Kalau menurut pengalaman saya, biasanya diskon untuk barang keperluan rutin memang tidak bohong, karena orang pada umumnya sudah tahu harga barang tersebut. Selain itu dari sisi kualitas kita bisa memastikan kejelasan mutunya dari tanggal expired date yang ada pada kemasan. Tapi untuk diskon barang fashion, sepertinya kita harus lebih jeli, kalau sepatu, sandal atau tas baik kulit asli maupun sintetis biasanya barang diskon adalah barang yang sudah out of date, alias sudah lama, biasanya mutunya kurang bagus. Saya pernah beli sandal diskon, baru sebentar dipaki kulitnya sudah terkelupas. Untuk pakaian saya sendiri masih sulit membedakan, kecuali yang berada di dalam bak, biasanya memang barang kurang bagus entah warnanya yang kusam, atau jahitannya tidak sempurna. Kalaupun bagus, biasanya diobral karena ukuran pakaian yang tidak lazim, entah terlalu besar atau terlalu kecil.

Dari beberapa pengalaman di atas saya ingin berbagi kiat menyikapi diskon. Kedepankan aspek hemat, cermat, tepat dan manfaat, maksudnya bagaimana?

1. Hemat. Selalu pertimbangkan profit and lost ketika berbelanja, apakah akan membawa keuntungan atau kerugian, benar-benar diperlukan atau Cuma lapar mata. Barang diskon yang mutunya tidak bagus hanya membawa kerugian dan mubadzir, lebih baik jangan dibeli. Atau barang diskon yang bagus tapi tidak dibutuhkan hanya akan menjadi penghuni baru gudang rumah kita. Sehingga bukan hemat malah jadi pemborosan.

2. Cermat. Yakinkan bahwa kita mengenal betul barang yang sedang diskon, artinya kita tau berapa harga barang tersebut di pasaran, jangan sampai terjebak diskon “boongan” harga dinaikkan dulu baru didiskon.

3.Tepat. Sebagaiman contoh pengalaman yang saya uraikan di atas, Tepat dalam memilih produk untuk mengambil tawaran diskon akan membawa keberuntungan. Misalnya mengutamakan diskon barang habis pakai seperti keperluan bulanan ketimbang fashion.

4. Manfaat. Pastikan barang yang dibeli -walaupun dengan harga murah karena diskon- tetap memiliki nilai manfaat, bukan hanya pemuas nafsu semata.

Salam semangat belajar menjadi konsumen cerdas!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline