Siapkah kita kehilangan budaya budaya kita ? Serangkaian serangan, pukulan dan hantaman, serta pemerkosaan budaya luar terhadap budaya bangsa kita sungguh dahsyat terjadi saat ini. Apakah kita sadar tsunami budaya luar ini sedang terjadi dengan kita?
Berapa banyak dari kita yang masih ingat atau minimal tahu mengenai budaya leluhur kita masing-masing ? Mungkin jawabannya sedikit sekali.
Apakah sebagai orang tua kita sudah mengenalkan Budaya leluhur kita ke anak - anak kita? Atau jangankan mau mengenalkan budaya ke anak-anak kita, kita pun sebagai orang tua tidak mengenal budaya leluhur kita.
Pertanyaan berikutnya apakah memang kita masa bodoh atau memang tidak mau memahami budaya bangsa kita ? Pertanyaan - pertanyaan ini juga saya coba tanyakan ke anak - anak muda, rata-rata hampir 80 % tidak lagi mengenal budaya leluhur mereka, baik bahasa, pakaian adat, kebiasaan dan lainnya.
Kehilangan budaya karena tsunami budaya luar sudah di depan mata kita, bagaimana dengan leluasanya budaya Korea, baik musik nya, makanan, bahasanya, pakaian nya sudah merasuk ke generasi - generasi muda kita, belum lagi westernisasi budaya yang sampai sekarang terus menjelma mempengaruhi segala aspek kehidupan kita, sehingga kita pun sudah tidak mampu lagi membedakan, siapakah kita ? Siapa identitas kita sebenarnya ?
Sebaran teknologi digital mempermudah langkah serangan budaya luar untuk meporak porandakan budaya bangsa kita, salah satu cara untuk dapat menangkal agar tsunami budaya luar tidak menyebar lebih luas lagi adalah dari dunia pendidikan, baik dengan memasukan unsur budaya di dalam kurikulum pendidikan, baik dari tingkat SD,SMP, SMA maupun Universitas, membuat program - program secara berkala untuk terus melestarikan budaya, melibatkan peran orang tua dalam mengedukasi pengenalan budaya leluhur masing-masing.