Lihat ke Halaman Asli

Riza Susanti

Junior Lecturer

Pengabdian Masyarakat: Bagaimana Cara Mendesain Gedung Olahraga?

Diperbarui: 9 Juni 2021   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Tim Pengabdian Dosen SV Undip dengan Perangkat Desa Gogik / dokpri

Pengabdian masyarakat melakukan salah satu bentuk tridharma perguruan tinggi yang harus dilakukan oleh setiap dosen minimal 1 (satu) kali setiap semester. Pada semester genap ini, tim kami yang terdiri dari Riza Susanti, S.T., M.T., Previari Umi Pramesti, S.T., M.T., Asri Nurdiana, S.T., M.T., Shifa Fauziyah, S.T., M. Nur Sholeh, S.T., M.T dan M. Ismail Hasan, S.T., M.T. melakukan kegiatan pengabdian di Desa Gogik Kecamatan Ungaran Barat. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat, akademisi membantu masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi berdasarkan disiplin ilmu yang dimiliki.

Pada kegiatan pengabdian ini, dilatarbelakangi dari Desa Gogik yang berencana ingin membangun gedung olahraga sebagai salah satu fasilitas umum bagi masyarakat desa, terkendala dengan kemampuan untuk merencanakan baik desain maupun menghitung kebutuhan biaya untuk pembangunan gedung olahraga tersebut. Sehingga tim kami yang memiliki background teknik sipil dan arsitektur membantu pendampingan masyarakat Desa Gogik dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

Pada waktu akan mendesain sebuah bangunan, terutama yang akan dibangun untuk kepentingan publik. Maka sangat penting untuk dilakukan diskusi awal dengan perangkat desa. Diskusi awal atau brainstorming dengan perangkat desa ini dilakukan untuk menggali informasi awal tentang kebutuhan masyarakat sehingga nanti desain yang dihasilkan tepat sasaran. Pada kegiatan kali ini, diskusi awal dilaksanakan pada tanggal 2 Maret tahun 2021 bersama sekretaris desa Gogik yaitu Bpk. Alis Arifa Rahman, S.Pd.

Gambar 2. Diskusi Awal dengan Perangkat Desa / dokpri

Setelah diketahui kebutuhan masyarakat, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pengukuran sekaligus survey awal untuk mengetahui kondisi eksisting lahan dan analisis tapak. Hasil pengukuran selanjutnya akan dibuat peta situasi yang digunakan sebagai salah satu dasar dalam mendesain sebuah bangunan.

Gambar 3. Kegiatan Pengukuran Lahan Eksisting / dokpri

Berdasarkan hasil survey dan diskusi awal didapatkan informasi bahwa kebutuhan prasarana yang nantinya ada di Gedung olahraga antara lain adalah lapangan volley, lapangan basket dan lapangan futsal. Hasil pengukuran dari survey awal didapatkan bahwa luas lahan yang tersedia dapat digunakan sebagai Gedung olahraga tipe B dengan ukuran minimum lebar 22 m dan Panjang 32 m. 

Sementara jika didasarkan analisis hasil dari wawancara pada survey pendahuluan dan peraturan yang berlaku yaitu SNI 03-3647-1994 tentang Tata cara perencanaan teknik bangunan gedung olahraga, 1994, rencana desain gedung olahraga pada Desa Gogik didasarkan pada beberapa kriteria antara lain klasifikasi dan penggunaan bangunan seperti yang ada pada tabel berikut:

(Sumber: SNI 03-3647-1994) / dokpri

Selain itu kriteria perencanaan juga didasarkan dengan kriteria ukuran minimum seperti yang ada pada tabel berikut:

(Sumber: SNI 03-3647-1994) / dokpri

Sehingga berdasarkan kriteria, ketersediaan lahan, analisis tapak dan analisis SWOT yang dilakukan, desain GOR yang rencananya akan dibangun di Desa Gogik akan mengacu pada klasifikasi gedung olahraga tipe C dengan kapasitas penonton pada Gedung Olahraga ini maksimal adalah 1000 jiwa.

Pada kegiatan ini tim dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu 1 (tim) bertanggung jawab atas desain, setelah desain jadi kemudian dilanjutkan dengan tim yang menghitung RAB dan kekuatan dari struktur bangunan tersebut. Salah satu tampak dari desain rencana pembangunan GOR di desa Gogik berdasarkan analisis dan kriteria perencanaan adalah sebagai berikut:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline