Lihat ke Halaman Asli

Menghadapi Ancaman Banjir Besar

Diperbarui: 2 Maret 2021   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sejak akhir tahun lalu, Indonesia memasuki musim hujan. Hampir tiap hari hujan turun begitu deras. Seiring kedatangan musim hujan, berbagai permasalahan khas di musim penghujan pun berdatangan. Yang paling menghebohkan tentu saja kejadian banjir besar yang melanda kawasan Jabodetabek di awal tahun 2020 lalu. Banjir terjadi akibat volume hujan sangat besar yang tidak diimbangi dengan daya serap lahan hijau yang memadai. Dari kejadian tersebut, banyak korban yang meninggal dan ada yang terluka. Belum lagi kerugian materiil akibat kerusakan aset-aset seperti rumah dan mobil.


Tapi, sebenarnya apa itu banjir? Banjir merupakan luapan air dalam jumlah besar ke daratan yang biasanya kering, yang terjadi karena hujan yang terus-menerus, meluap nya aliran sungai, danau, dan lautan akibat tersumbat nya air karena sampah-sampah. Banjir juga dapat terjadi secara tiba-tiba dan surut dengan cepat. Selain dari hujan, banjir juga disebabkan karena kurang sadar nya masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Tak hanya itu, terkadang limbah pabrik pun dibuang keadaan sungai. Hal tersebut, yang memicu terjadinya banjir.


Ancaman banjir di musim hujan memang bukan cuma mengancam harta benda yang Anda miliki. Banjir yang melanda juga bisa memicu kemunculan berbagai masalah kesehatan. Beberapa penyakit kerap muncul mengikuti musibah banjir di antaranya diare, leptospirosis, infeksi saluran pernafasan, demam tifoid, demam berdarah, hingga penyakit kulit. Tanpa antisipasi yang memadai, musim penghujan yang seharusnya membawa berkah, bisa-bisa beralih menjadi bencana yang juga berisiko merugikan finansial Anda.


Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyurati Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di 34 provinsi untuk terus berkoordinasi dengan BPBD di tingkat kabupaten dan kota. Peringatan dini dan kesiapsiagaan ini didasari data perkiraan potensi banjir dan longsor pada Januari 2021 dari BMKG, yang bekerja sama dengan Kementerian PUPR, BIG dan PVMBG.


Menyikapi hasil analisis dari kementerian/lembaga terkait itu, Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan mengatakan, perlu upaya pencegahan dalam meminimalkan dampak ancaman bencana banjir dan longsor yang mungkin timbul.


"Diharapkan BPBD Provinsi menginstruksikan BPBD kabupaten dan kota untuk menyiapkan langkah dan upaya kesiapsiagaan guna mencegah banjir dan tanah longsor," ujar Lilik melalui surat tertanggal 8 Januari 2021.


Tak hanya itu, Lilik menyampaikan beberapa poin upaya yang dapat dilakukan oleh BPBD, antara lain koordinasi secara berkala dengan dinas terkait dan aparatur kabupaten dan kota di daerah setempat.


Banjir pada wilayah Jabodetabek mungkin akan terus berlangsung kedepannya.untuk meminimalisir ancaman banjir dan dampaknya itu, perlu ada terobosan nyata di wilayah Jabodetabek Selain itu, kita harus membenahi saluran dari hulu ke hilir yang menjadi sebab banjir.


Ada beberapa hal, yang dapat dilakukan untuk menghadapi ancaman banjir diantaranya dengan memantau perkiraan cuaca, dengan ini kita bisa mengantisipasi cuaca yang akan terjadi, jika cuacanya akan hujan sebaiknya kita membawa perlengkapan untuk itu. Selain itu juga kita diharapkan untuk mengembangkan dokumen penting dan benda berharga, dengan melakukan hal tersebut dokumen tersebut akan aman.


Dengan persiapan tersebut kita akan lebih siap untuk menghadapi ancaman banjir ini. Apalagi saat cuacanya yang tak menentu. Kapan saja bisa terjadi hujan. Jadi, kita harus senantiasa mempersiapkan segalanya untuk menghadapi ancaman banjir ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline