Lihat ke Halaman Asli

Riza pahlawani

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Ibu sebagai Madrasah dan Sekolah Psikologis Anak dalam Mengetahui Covid-19

Diperbarui: 10 Agustus 2020   20:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Virus Sars-Cov-2  atau yang lebih dikenal oleh masyarakat banyak dengan sebutan Virus Corona atau Covid-19. Virus yang pertama kali muncul pada Desember 2019 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China ini menjadi sorotan dunia dengan proses penjangkitan dan penularannya yang sangat cepat dan drastis memakan korban jiwa. Dimana pada Maret 2020 sudah dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai pandemi dunia dan seluruh masyarakat dunia harus mampu dalam menjaga kesehatan pribadi dan lingkungannya agar terhindar dari penularan virus berbahaya ini.
Dikarenakan bentuk penularan yang sangat signifikan dan cepat serta sangat masif, dimana pernyataan para ahli menjelaskan bahwa penularan virus Corona dapat melalui percikan air liur ataupun penjangkitan melalui udara , sehingga setiap orang yang hendak berada atau melakukan hal -- hal yang bersifat komunal dan membutuhkan banyak orang maka hendaklah menggunakan masker sebagai langkah awal dalam mencegah penularan, membiasakan untuk mencuci tangan, serta tidak menyentuh bagian wajah seperti mata, hidung dan mulut sebelum melakukan pembersihan tangan dengan benar. Selain itu setiap orang yang merasa mempunyai gejala dan gangguan kesehatan untuk tidak menutup diri dalam pelaporan dan penanganan awal kesehatan.
Disebabkan bentuk penularan virus Covid-19 yang sangat cepat sehingga pemerintah mengeluarkan anjuran dan perundang-undangan tentang protokol kesehatan dalam meminimalisir penularan wabah virus Covid-19 . Kebijakan tersebut antara lain berupa penutupan hubungan kerjasama dan transportasi dari dalam atau keluar negeri yang biasa disebut dengan (lockdown). Selanjutnya pemerintah juga mengeluarkan anjuran berupa penjagaan jarak sosial (social distancing) antara setiap individu dengan individu lainnya yang berada dalam tempat yang sama. Selain itu pemerintah juga membuat beberapa kebijakan baik dalam sektor ekonomi, pariwisata, sumbe daya alam dan manusia, serta sektor pendidikan. Bahwa seluruh usaha dan upaya yang dilakukan oleh pemerintah dengan tujuan untuk memutus rantai penularan virus Covid-19 .
Adanya beberapa kegiatan pembiasaan baru yang dilakukan oleh setiap orang dalam situasi ditengah -- tengah pandemi Covid-19 (new normal). Menyebabkan banyak profesi ataupun tugas dan kewajiban dari setiap individu berubah dalam mengajarkan, memperkenalkan, menanggulangi, dan lain sebagainya. Sebagai contoh adalah seorang guru, dimana setelah adanya pandemi ini seorang guru diharuskan mampu dalam mengelola sistem dan mekanisme belajar baru yang ditekankan pada Proses Pemberlajaran Jarak Jauh (PJJ) . Dimana guru harus mampu dalam memberikan materi kepada peserta didik dengan metode analisis jaringan dan virtualisasi konsep sehingga memudahkan siswa untuk mengerti dan mampu dalam memahami materi belajar yang ada. Begitu juga dengan orangtua, setelah adanya pandemi dimana hampir 90% anak -- anak yang digolongkan sebagai peserta didik harus berada dirumah dalam berkegiatan.
Orangtua tugasnya bertambah karena harus mampu menyeimbangkan urusan keluarga dengan urusan belajar anak. Dimana orangtua harus serius dalam memotivasi perkembangan dan keadaan psikis anak ditengah -- tengah keadaan pandemi Covid-19. Namun disamping menjaga kuantitas dan kualitas belajar anak berkenaan dengan materi di sekolah, orangtua juga harus mampu dalam memberi pemahaman tentang virus corona, menjelaskan virus corona pada anak, serta menjelaskan cara pencegahan virus corona dengan menerapkan pola hidup sehat. Langkah -- langkah ini adalah menjadi penting sebagai salah satu pola adaptasi dengan keadaan dan kondisi yang sedang terjadi pada masa sekarang ini.
Berbagai kemudahan yang ada haruslah mampu dikelola oleh orangtua dengan tujuan untuk mempu membantu dalam memberikan pemahaman Virus Corona, salah satunya adalah dengan mengenalkan betapa berbahayanya virus ini, dimana setiap orang diharuskan untuk menggunakan masker dan melakukan tindakan preventif dalam mencegah penularan, tidak memandang usia dan keadaan kesehatan, sehingga anak akan mengerti betapa pentingnya pola hidup terjaga. Disamping itu dalam memberikan pemahaman yang baik juga orangtua hendaklah memberikan contoh dan konsep penyampaian yang lemah lembut, dikarenakan ditengah -- tengah pandemi virus seperti ini akan memunculkan kondisi psikis baru yang sewaktu -- waktu dapat mengganggu anak yang disebabkan karena beberapa faktor, diantara adalah faktor pembatasan kegiatan diluar yang seyogyanya dijadikan sebagai waktu bermain dengan teman sejawatnya. Maka hendaklah orangtua selalu tanggap dan faham dengan kebutuhan anak .
Tidak menutup kemungkinan nantinya bahwa dalam proses belajar dan pembimbingan yang dilakukan oleh orangtua khususnya ibu terhadap anak akan sangat unik dan dinamis, dimana sasaran utama dari proses ini adalah agar pengetahuan (kognitif) dan psikologis anak sejalan dan mampu diselaraskan dengan keadaan yang ada. Akan sangat terlihat dan nyata perbedaannya apabila sebuah materi belajar diajarkan oleh orang lain (baca : guru) dibandingkan denga harus diajarkan langsung orangtua dirumah . Karena konsep dan metode yang akan ditempuh juga berbeda serta terdukung dari segi keadaan bahwa guru akan lebih mampu dalam mentransfer ilmu tersebut. Sehingga disinilah tugas orangtua sebagai madrasah utama dalam mengajarkan Covid-19 dan menjelaskan tentang pemahaman Virus ini kepada anak. Agar hasil yang diharapkan terlihat secara nyata baik secara kognitif, afektif, dan psikomotirik.
Maka penulis dalam gubahan artikel ini menjelaskan ada beberapa cara yang harus ditempuh oleh orangtua dalam menjalankan kegiatan Pembelajaran dari rumah ini khsusnya pada materi virus Covid-19. Islam telah mengajarkan berbagai macam cara/ metode yang dapat diaplikasikan oleh orang tua dalam melakukan proses pendidikan di rumah. Antara lain adalah pendidikan dengan kasih sayang, pendidikan dengan keteladanan (uswah/qudwah), pendidikan dengan nasihat (mau'idzah), pendidikan dengan pembiasaan, pendidikan dengan cerita, dan pemberian reward dan funishment (penghargaan dan hukuman) .
Semua metode ini adalah jalan solusi dalam mengkawal perkembangan psikologis anak ditengah -- tengah pandemi. Pendidikan dengan kasih sayang yang dilaksanakan adalah dengan mengikuti belajar dan kemampuan anak dengan konsep tidak memberikan penyalahan yang membuat seorang anak merasa di jauhkan ataupun salah beasar sehingga mereka akan sangat nyaman ketika harus diperintahkan hal -- hal yang berkenaan dengan Covid-19. Pendidikan dengan keteladanan akan menjadi solusi ketika orangtua mampu memberikan contoh yang baik dalam hidup sehat, yakni dengan merutinkan  olahraga, membersihkan lingkungan, menjaga kelestarian alam, serta pembiasaan mensterilkan badan. Pendidikan dengan nasihat akan sangat didengarkan dan diindahkan anak apabila nasihat yang diberikan itu adalah nyata manfaatnya. Dimana anak akan sangat nyaman menjalankan seluruh protokol kesehatan yang ada dengan niat sebagai penambah rasa was -- was sebagai seorang manusia akan mudhorat yang akan dihadapinya.
Maka beberapa opsi metode pendidikan tersebut akan sangat baik apabila ditambahi juga dengan metode pendidikan dengan pembiasaan yaitu dengan membiasakan anak untuk tanggap dan cekatan dalam menjalankan protokol kesehatan. Pendidikan dengan cerita juga akan sangat terbantu apabila kita mampu menceritakan kepada anak mengenai hal serupa yang terjadi dimasa lampau dimana anak akan sangat percaya bahwa apa yang terjadi hari ini adalah kondisi alam dan kondisi yang akan kembali normal seperti yang sudah terjadi pada masa sebelumnya. Serta terakhir dengan pendidikan punishment dan reward akan sangat baik apabila ditengah pandemi anak tetap diberikan hadiah apabila telah melaksanakan tugas dengan baik, serta diberikan hukuman yang sewajarnya apabila melanggar apa yang telah menjadi komitmen antara orangtua dengan anak.
Sehingga dengan hadirnya dan adanya metode yang sangat mudah dijalankan oleh setiap orangtua, serta adanya pengajaran yang dapat dijadikan tuntunan  akan mendukung dalam perkembangan psikologis anak . Disamping itu bahwa kondisi dan penerapan metode ini juga akan menjadi terbiasa terhadap orangtua apabila masa pandemi virus Covid-19 sudah selesai. Sehingga orangtua yang sudah terbiasa akan menjadi sebaik -- baik orangtua terhadap anak.

REFRENSI :

World Health Organization
Joacim Rocklov, "Jumlah Reproduksi Dasar Adalah Konsep Sentral Dalam Epidemiologi Penyakit Menular, Yang Menunjukkan Risiko Agen Infeksi Terhadap Penyebaran Epidemic", dalam Journal of Travel Medicine, 2020


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Kementerian Pendidikan Republik Indonesia
Subarto, Momentum Keluarga Mengembangkan Kemampuan Belajar Peserta Didik Di Tengah Wabah Pandemi Covid-19, dalam Jurnal ADALAH Buletin Hukum & Keadilan, Volume 4 Nomor 1 (2020). ha. 16 -17


Hatimah, Ihat. "Keterlibatan Keluarga Dalam Kegiatan Di Sekolah Dalam Perspektif Kemitraan", Pedagogia, Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 14, No. 2 (2016)


Fahrina Yustiasari Liriwati, Dosen STAI Auliaurrasyidin dan Sekretaris Komite Sekolah SDN 003 Tembilahan Kota


Dinata, et,all, . "Self Regulated Learningsebagai Strategi Membangun Kemandirian Peserta Didik Dalam Menjawab Tantangan Abad 21", dalam Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline