Lihat ke Halaman Asli

Mulailah Hargai Waktu!!

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Waktu merupakan sumber daya yang tak pernah kembali ,yang apabila sudah lewat  tidak akan pernah bisa kita kejar kembali. Dan saking berharganya waktu, me-manage waktu  dapat menjadi kemampuan yang dapat menentukan kesuksesan seseorang.

Mungkin kata jam karet sudah tidak asing lagi bagi bangsa kita. Misal ada janji pukul 09.00 ,orang baru berangkat pukul 09.00 bahkan ada yang lebih telat dari itu, lalu tiba di tempat yang dijanjikan pukul 09.30 dengan rasa tak bersalah.

Malah walau sudah telat 30 menit tetap ada orang yang lebih telat lagi. Janji yang harusnya dimulai tepat jam 09.00 jadi dimulai pukul 10.15. Akhirnya jadi banyak waktu yang tersia-siakan  karena pola jam karet tersebut.

Apa jadinya Negara ini apabila kebiasaan ini terus dilakukan dan mendarah daging, berapa banyak waktu produktif yang terbuang karena orang tidak dapat menghargai waktunya dengan baik. Orang  inggris bilang Time Is Money dan kita dengan mudahnya membuang uang (waktu) yang tidak dapat kembali.

Begitu pula orang-orang Jepang sangat menghargai terhadap waktu, jika anda bertanya suatu jarak atau lokasi sebuah tempat, biasanya mereka menjawab dengan waktu yang benar-benar detail, danmungkin tanpa pembulatan. Misal, 9 menit berjalan kaki dari kantor walikota atau 8 menit bersepeda dari bank atau 7 menit berjalan dari stasiun. Bandingkan dengan di negara kita, biasanya apabila ditanya soal waktu, jawabannya adalah 10 menit, 5 menit ,kelipatan 5 atau yang mudah dihitung. Waktu yang ditunjukkan juga belum tentu pas dengan yang aslinya.

Dalam islam, hadits mengatakan “ada dua nikmat yang kebanyakan manusia terlena darinya, yaitu kesehatan dan waktu luang” (HR. Al-Bukhari). Bahkan dalam Al-Qur’anul Karim pun ada, yaitu dalam surat Al-Ashr yang bermakna Sesungguhnya manusia, makhluk Allah yang diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna itu sedang dalam keadaan merugi, merugi dalam hal menggunakan waktu.

Jadi kesimpulan artikel ini mulailah budayakan “tepat untuk mulai dan tepat untuk selesai”. Tidak hanya itu jika kita menghargai waktu, sama saja kita menghargai diri sendiri dan orang lain. Kita menghargai diri kita dengan amanah terhadap waktu yang sudah dijanjikan, dan menghormati orang lain karena memiliki aktifitas yang bersinggungan dengan kita. Dan jika orang-orang disekitar kita belum memulainya mulailah dari diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline