Lihat ke Halaman Asli

Public Relations ala Nabi Muhammad SAW (part 3 end)

Diperbarui: 16 September 2015   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dibagian pertama kita telah mempelajari empat sifat terpuji yang melekat pada diri Nabi Muhammad SAW yang menjadi kekuatan beliau. Dibagian kedua juga telah diuraikan bagaimana beliau menerapkan konsep REACH dalam menjalankan tugasnya. Dibagian ketiga ini kita akan pelajari apa saja sikap dan perilaku beliau sehingga dakwah beliau dapat sukses dan berhasil dengan gemilang.

Selalu Tersenyum dan Tegas

Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Tersenyum ketika bertemu dengan saudara kalian adalah termasuk ibadah” (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Baihaqi).

Beliau tidak hanya menganjurkan umatnya untuk menebarkan senyuman dan menampilkan muka berseri-seri kepada orang lain, beliau juga adalah teladan dalam perbuatannya tersebut. Beliau adalah sebaik-baiknya contoh dalam hal menebarkan senyuman dan menampilkan wajah yang berseri-seri.

Abdullah bin al-Harits Ra. Berkata, “Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum daripada Rasulullah.” Husan Ra., cucu beliau, menuturkan mengenai keluhuran budi pekerti Nabi Muhammad SAW. Ia berkata, “Aku bertanya kepada ayahku tentang adab dan etika Rasulullah terhadap orang-orang yang bergaul dengan beliau. Ayahku menuturkan, ‘Beliau Saw. senantiasa tersenyum, berbudi pekerti lagi rendah hati. Beliau bukanlah seorang yang kasar, tidak suka berteriak-teriak, bukan tukang cela, tidak suka mencela makanan yang tidak disukainya. Siapa saja mengharapkan pasti tidak akan kecewa dan siapa saja yang memenuhi undangannya pasti akan senantiasa puas...”.

Dengan meneladani karakter Nabi Muhammad SAW ini, seorang public relation tentu akan dapat bekerja dengan baik tanpa perlu berkonfrontasi dengan publiknya.

Bersikap Ramah dan Simpati

Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Orang yang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni).

Beliau menghormati orang yang terhormat di setiap kaum dan memerintahkan mereka untuk menjaga kaumnya. Beliau selalu berhati-hati damalam setiap perilakunya dan selalu menunjukkan wajah yang ramah kepada mereka. Nabi Muhammad SAW tidak pernah lupa memperhatikan orang lain karena beliau takut mereka alpa atau berpaling dari jalan kebenaran. Beliau tidak pernah ragu-ragu dalam kebenaran dan tidak pernah melanggar batas-batasnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline