Lihat ke Halaman Asli

Public Relations ala Nabi Muhammad SAW (Part 2)

Diperbarui: 24 Agustus 2015   17:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dibagian pertama telah diuraikan kekuatan sifat dari dalam diri Nabi Muhammad SAW yang membantu kesuksesannya dalam menyebarkan/mengkomunikasikan Islam sehingga umat menaruh kepercayaan pada kebenaran serta keluhuran ajaran Islam. Apalagi yang menjadi resep sukses beliau?...

Kedua, Nabi Muhammad SAW memahami dan telah mempraktikkan konsep REACH sebagai efektivitas komunikasi. Secara teoritis proses komunikasi akan berjalan efektif, lancar, dan menguntungkan jika di dalamnya termuat lima hukum komunikasi efektif yang terangkum dalam kata REACH, yang berarti;

  • Respect, rasa hormat dan saling menghargai.
  • Empathy, kemampuan untuk menempatkan diri pada kondisi yang dihadapi oleh orang lain, termasuk tenggang rasa, pengertian, sensitivitas, dan dapat merasakan.
  • Audible, dapat dimengerti dengan baik oleh lawan bicara.
  • Clearity, pesan yang disampaikan oleh komunikan tersebut jelas dan tidak ada yang ditutup-tutupi (transparan).
  • Humble, rendah hati, ma u melayani, rela memaafkan, lemah lembut, tidak menyalahkan, dan tidak memojokkan atau menyerang orang lain.

Seseorang atau kelompok yang mampu mempraktikkan pola komunikasi berdasarkan konsep di atas akan memiliki peluang besar untuk menjadi komunikator andal yang disukai. Sebagai dampaknya, ia akan lebih mudah untuk mempengaruhi, mengarahkan serta mengendalikan orang lain sesuai keinginan dirinya. Sebagaimana hadist telah meriwayatkan sebuah kisah berikut.

Pada suatu hari ada seorang pemuda yang datang kepada Nabi Muhammad SAW dan Ia berniat untuk masuk Islam. Meskipun pemuda tersebut berniat untuk masuk Islam, namun di balik keinginannya itu, Ia mengajukan satu syarat yang sangat tidak rasional kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu meminta agar beliau tidak melarangnya untuk berzina. Mendengar permintaan tersebut, Nabi Muhammad SAW tidak langsung marah, beliau justru tersenyum dan tidak memarahi pemuda tersebut, beliau akhirnya mengajak si pemuda berdialog.

“Wahai anak muda, mendekatlah!” Ucap Nabi Muhammad SAW

Pemuda itu pun kemudian mendekat

“Duduklah!” Nabi Muhammad SAW. berkata kepada pemuda itu.

“Wahai pemuda, maukah kamu jika itu (zina) terjadi pada ibumu?” tanya Nabi Muhammad SAW.

“Tidak. Demi Allah, aku tidak rela!” jawab si pemuda.

“Demikian pula seluruh manusia, tidak suka zina terjadi pada ibu-ibu mereka,” tegas Nabi Muhammad SAW.

Kemudian, Nabi Muhammad SAW pun bertanya lagi, “Maukah kamu jika itu terjadi pada anak perempuanmu?”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline