Lihat ke Halaman Asli

DPP LDII Hadiri FGD yang Digelar Intelejen Kejaksaan Agung RI di Hotel Ambhara Jakarta Selatan

Diperbarui: 13 September 2024   09:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DPP LDII Hadiri FGD yang digelar Kejagung. Foto: Cak Rull

Jakarta (12/9) -- Intelijen Kejaksaan Agung menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Akselerasi Penguatan Karakter dan Jati Diri Bangsa Dalam Menghadapi Tantangan Transformasi Perilaku Kekerasan di Era Globalisasi Melalui Program Menjaga Ruang Budaya Karakter Indonesia Tangguh" di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Kamis (12/9). Acara ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII).


Dalam diskusi tersebut, Sekretaris Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen, Sardjono Turin, menyatakan bahwa tema FGD ini sangat relevan, mengingat semakin maraknya perilaku menyimpang di tengah masyarakat. "Setiap hari kita melihat berita yang menunjukkan adanya penurunan karakter dan jati diri bangsa. Fenomena ini, terutama pada generasi muda, perlu menjadi perhatian bersama," ujarnya.

Sardjono Turin juga menyoroti kasus kekerasan yang melibatkan anak-anak di bawah umur, seperti yang terjadi di Sumatera Selatan dan Sumatera Barat baru-baru ini. Ia menegaskan, kemajuan teknologi turut mempengaruhi perilaku negatif tersebut, di mana akses yang bebas terhadap tontonan tanpa filter berkontribusi pada peningkatan kasus kekerasan.

Dalam kesempatan tersebut, LDII melalui Ketua Departemen Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi (OKK), Tri Gunawan Hadi, menyatakan dukungannya terhadap upaya penanganan kekerasan yang dilakukan pemerintah. "Sebagai lembaga dakwah, LDII selalu berupaya membina generasi muda untuk memiliki akhlak yang mulia sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Kami percaya bahwa pencegahan adalah langkah penting untuk mengantisipasi perilaku menyimpang," jelasnya.

Tri Gunawan juga memandang FGD ini sebagai langkah penting dalam merangkul seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memperbaiki moral bangsa. "Kami mendukung penuh segala upaya untuk memberantas kekerasan, baik itu kekerasan fisik, bullying, maupun tindakan amoral lainnya. Dengan begitu, kita dapat mewujudkan Indonesia yang damai dan tenteram," tambahnya.

Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Minhaajurrosyidin (STAIMI), yang juga turut hadir dalam acara, menekankan bahwa FGD ini merupakan upaya penting dalam membangun kembali budaya karakter bangsa. Menurutnya, jika budaya mutu ini dijaga, Indonesia akan terhindar dari berbagai bentuk kekerasan yang meresahkan masyarakat.

FGD ini menjadi momentum bagi seluruh peserta untuk berkomitmen bersama dalam menguatkan karakter bangsa, terutama di tengah tantangan globalisasi dan perubahan sosial yang cepat. (Lines, Rizal PM?)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline