Agama adalah sebuah petunjuk bagi manusia dalam mencari makna dan panduan dalam menjalani kehidupan. Tetapi, agama yang dulunya menjadi semangat kemajuan dan toleransi yang kuat, kini telah hilang di Indonesia. Agama kini hanya menjadi alat untuk menumpuk kekayaan dan popularitas dalam dunia politik. Banyak para pemuka agama di Indonesia yang berpakaian seakan paling suci, namun kenyataannya, kebanyakan dari mereka adalah anjing-anjing neraka yang sedang haus mencari muka dan memuaskan nafsu bejatnya dengan memanfaatkan nama agama.
Para politikus di Indonesia pun kini hanya memanfaatkan agama untuk melegitimasi perbuatan bejat mereka dalam meraih kursi kekuasaan. Ketika mereka berkuasa, mereka pun hanya memanfaatkan kekuasaan itu dengan hiasan agama demi menumpuk kekayaan yang didapatkan dari jalan yang haram. Agama kini telah kehilangan makna di Indonesia. Yang dulunya agama menjadi panduan moral untuk memajukan bangsa, kini agama hanya dimanfaatkan sebagai alat pemuas nafsu bagi orang-orang yang berprilaku lebih buruk daripada binatang yang haus akan harta dan kekuasaan.
Agama kini telah dirubah dari yang dulunya menjadi panduan moral dalam kemanusiaan dan peradaban, menjadi sekadar kata-kata dan penampilan belaka. Ibnu Sina pernah berkata bahwa "Korupsi agama dimulai dari mengubahnya menjadi kata-kata dan penampilan belaka". Rasanya, perkataan dari Ibnu Sina ada benarnya. Betapa sekarang kita melihat banyak orang berbicara tentang agama, tetapi perilaku mereka seakan lebih buruk daripada binatang yang katanya hina. Banyak orang yang beragama di Indonesia berpakaian dengan atribut agama mereka, namun ternyata itu hanyalah tampilan belaka demi memuluskan jalan mereka untuk mencari kenikmatan dari pemerkosaan yang mereka lakukan.
Begitulah kira-kira realita yang kini terjadi di Indonesia sekarang. Kita bisa melihat banyak orang yang beragama, namun mereka tidak memiliki rasa kemanusiaan. Kita juga bisa melihat mereka yang mengaku beragama tetapi tidak mencintai alam semesta ini. Namun, herannya, mereka banyak berbicara tentang agama mereka, tetapi mengapa agama itu tidak tampak sedikitpun dalam perilaku mereka. Pantaslah seorang sastrawan dan novelis dari Rusia, Leo Tolstoy, berkata seperti ini: "Jangan banyak bicara denganku tentang agama. Tetapi, izinkan aku melihat agama dalam perilaku mu".
Perkataan dari Leo Tolstoy ini patut kita jadikan renungan dalam diri, apakah selama ini kita yang banyak mengaku dan berbicara banyak tentang agama, sudah menjalankannya dalam perilaku kita. Tulisan ini mungkin berasal dari saya yang tak percaya agama, namun bagi diri saya sendiri, agama itu penting bagi manusia. Namun, ia tidak akan penting lagi ketika manusia tidak memperlihatkan agama dalam perilaku mereka dan hanya banyak berbicara tentang agama. Mungkin itu saja tulisan kali ini, semoga bermanfaat, dan maafkan saya sebagai seorang yang mungkin bisa dikatakan ateis banyak berbicara tentang agama. Sesungguhnya saya tidak ingin menghina agama manapun, hanya saja saya ingin mengkritik perilaku orang-orang beragama tetapi yang berprilaku lebih hina daripada binatang. Semoga tulisan ini bermanfaat dan sampai jumpa di tulisan saya selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H