Lihat ke Halaman Asli

Rizal Nurfaozi

Sejauh mana kesadaranmu.. Sejauh itulah harapanmu..

Pentingnya Menjaga Silaturrahmi di Era New Normal

Diperbarui: 19 November 2021   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendahuluan

Wabah Covid-19 yang menyebar hampir seluruh dunia di awal tahun 2020 membawa dampak yang sangat luas, baik itu ekonomi, sosial, agama dan budaya. Berbagai negara telah berupaya untuk mengatasi atau menanggulangi penyebaran covid-19 ini melalui berbagai kebijakan seperti lockdown, kebijakan social distancing, upaya tersebut memberikan output. Angka penyebaran covid-19 menjadi turun dan yang terinfeksi semakin berkurang.

Keberhasilan ini di beberapa negara diikuti dengan upaya pemulihan aspek ekonomi, sosial, agama dan budaya. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah berbagai negara di penjuru dunia yaitu new normal atau tatanan normal baru yang bisa diartikan sebagai keberlanjutan aktivitas dalam suatu negara yang terdampak covid-19 setelah mengalami penurunan penyebaran di masyarakat. Kondisi ini dianggap oleh pemerintah aman bagi masyarakat untuk melakukan aktivitas di ruang public yang menghadirkan interaksi sosial antar warga.

Pembahasan

Sebelumnya penulis akan menjelaskan apa itu tatanan sosial atau yang kita kenal dengan sebutan New Normal ?

New Normal merupakan kondisi sosial yang mana seseorang melakukan interaksi dengan orang lain. Jika kita lihat dari segi bahasanya yaitu tatanan memiliki korelasi erat dengan kata "order" yang diartikan system nilai yang dibangun dan dipatuhi oleh anggota masyarakat dan kata sosial berkaitan erat dengan kemasyarakatan. 

Jadi berdasarkan pemahaman tersebut maka tatanan sosial memiliki 4 unsur, yaitu: identitas yang berkenaan dengan ciri dari individu, kedudukan yang berhubungan status sosial, peran yang berkenaan dengan tindakan dan norma yang berkenaan dengan nilai-nilai.

Tatanan sosial baru dalam konteks covid-19 yang Pertama, nilai dasar yang diakui dan dipatuhi bersama yang dalam hal ini yaitu adanya aturan kebijakan tatanan normal baru dengan menerapkan jaga jarak antar sesama warga ruang public dan penggunaan masker. Kedua, kedudukan individu dalam struktur sosial seperti anggota masyarakat, ketua RT, Kepala Desa dan lain sebagainya yang akan dikaitkan dengan tuntunan atau arahan dengan kebijakan tatanan normal baru. 

Ketiga, peran yang berkaitan dengan suatu harapan dari adanya kedudukan individu dalam struktur sosial, seperti peran Kepala Desa yang harus mengadakan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait dengan tatanan normal baru. Keempat, identitas individu yang mempunyai kedudukan, dalam menjalankan perannya dapat menjadikan individu tersebut memiliki ciri yang membedakannya dengan individu lain yang mengindahkan tatanan normal baru.

Tatanan sosial dalam konteks normal baru dalam implementasinya tidak bisa dilakukan oleh seorang individu sendiri, tetapi memerlukan dukungan semua masyarakat sehingga lingkungan tempat seorang individu berinteraksi dengan yang lainnya memiliki kesamaan norma yang ditaati bersama, tujuannya agar aturan dalam tatanan normal yang baru tercipta dalam upaya pencegahan penyebaran covid-19 (Dian&Nurul, 2020).

Di era new normal ini untuk menjaga tali silaturrahmi ke sanak saudara, keluarga,dan teman yang jauh, tidak perlu pergi untuk berjumpa. Dengan canggihnya dunia teknologi sekarang,  kita bisa menggunakan aplikasi seperti IG, Facebook, WhatsApp, Youtube dan layanan teleconference yakni Zoom, Gmeet dan sejenisnya untuk berjumpa secara virtual (Galuh, 2020).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline