Lihat ke Halaman Asli

KNPI: Rembug Pemuda Resolusi Konflik

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1401790974389051737

Masamba (JW). Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Luwu Utara Rapat tentang Resolusi Konflik Luwu Utara. Selasa 3 Juni 2014 di warkop Dg. Sija Masamba. Puluhan pengurus Dewan Pengurus Daerah (DPD II)  & Dewan Pengurus Kecamatan (DPK) hadir membicarakan persiapan kegiatan tersebut. Rapat di pimpin langsung oleh ketua DPD II KNPI Luwu Utara Abdul Hakim Bukara.

Hakim Bukara “Issu yang hangat di tengah-tengah kita sekarang ini adalah Konflik, hampir semua terjadi di beberapa kecamatan pada saat ini. terkait dengan itu saya ingin tawarkan membuat sebuah kegiatan yang sifatnya mendorong semua komponen terutama para pengambil kebijakan yang ada diluwu utara. Tidak bisa kita pungkiri bahwa banyak orang yang bertanya-tanya apa peran KNPI dalam menyelesaikan konflik. Ini memang menjadi pekerjaan rumah yang harus segera ditindak lanjuti dalam bentuk kegiatan”.

Nurtanio Ketua bidang kesbang “terkait konflik di Luwu utara kita tidak mungkin menyelesaikan konflik itu, akan tetapi kita bisa mendorong kira-kira langkah apa yang akan dilakukan oleh pemerintah untuk menyelesaikannya. Karena selama ini yang di lakukan hanya langsung menyelesaikan konflik tersebut dan bisa jadi akan terjadi lagi di kemudian hari.

Olehnya itu yang pertama kita lakukan adalah melakukan pengkajian apa yang menjadi penyebab dari konflik di masing-masing daerah. Karena disetiap daerah pasti berbeda apa penyebab terjadinya konflik. Sebagai contoh konflik mampedeceng vs baliase yang terjadi berulang-ulang, kira-kira apa penyebabnya. baru kemudian kita mencari solusi menyelesaikan konflik tersebut”. Selain itu soal konflik ini terjadi juga pembiaran oleh pihak kepolisian sehingga yang terpenting juga yang kita lakukan adalah bagaimana mendesak pihak kepolisian”

Senada dengan itu Erwin Tokoh Pemuda mengungkapkan “Kalau berbicara konflik di lutra sudah seperti benang kusut yang harus di urai sedemikian rupa. Contoh ada beberapa realitas konflik yang terjadi di lutra, konflik terjadi pada musim proyek atau pada saat perhelatan politik. Sehingga yang harus dilakukan adalah melaksanakan kegiatan seperti semiloka Akan terlebih dahulu yang kita lakukan adalah pengumpulan data, kemudian hasilnya itulah yang akan kita bawa ke seminar dengan menghadirkan pakar seperti halnya Akademisi Unhas, Polda Sulsel, Sehingga pada saat seminar tersebut tidak hanya menjadi sebuah seremoni belaka”.

“Memang yang harus kita lakukan sekarang ini adalah perlu memang kita buat kegiatan yang lebih ilmiah dalam menyelesaikan konflik. Seperti halnya kegiatan yang menghadirkan para pakar dalam kegiatan semiloka atau lokakarya resolusi Konflik yang di awali dengan pengumpulan data. Untuk itu kepada kawan-kawan pengurus kita bentuk kepanitiaan yang melibatkan semua kecamatan, diberikan waktu selama dua minggu untuk mengumpulkan data di masing-masing daerah selanjutnya data tersebut menjadi bahan kajian dalam rembug pemuda dan lokakarya ” Tutup Hakim yang juga Kepala Dinas Pemuda Luwu Utara. (rz)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline