Kehidupan setelah mati adalah misteri yang tak terhingga bagi banyak orang. Meskipun tidak dapat dipastikan secara ilmiah, banyak yang meyakini bahwa roh orang yang telah tiada dapat berkomunikasi dengan orang yang masih hidup melalui mimpi atau tanda-tanda lainnya. Salah satu kisah yang menggugah datang dari seorang murid Abah saya, yang baru-baru ini menghubungi saya dengan pesan yang sangat emosional.
Murid tersebut membuka percakapan dengan salam dan permohonan maaf. "Assalamu'alaikum Mas, saya di datangi almarhum Pak Madha, Mas," tulisnya. Saat membaca pesan ini, perasaan saya bercampur aduk. Dia melanjutkan, "Alhamdulillah, beliau di mimpi saya duduk di kursi besar dan sangat dihormati, Mas." Mendengar hal ini, saya merasa bangga sekaligus terharu. Ayah saya, yang semasa hidupnya sangat dihormati, kini masih dihargai bahkan di alam mimpi.
Dalam pesan itu, murid Abah juga mengungkapkan niatnya untuk mengunjungi makam Pak Madha. "Makam Pak Madha di mana, Mas? Maaf sebelumnya, pengen ke sana saya, Mas." Niat ini bukan hanya sekadar ziarah, tetapi juga bentuk penghormatan dan rasa terima kasih yang mendalam terhadap guru yang telah berjasa besar dalam hidupnya.
Sebagai seorang anak, pesan ini memberikan saya penghiburan. Meskipun Abah telah tiada, keberadaan dan kebesaran jiwanya masih dirasakan oleh mereka yang pernah dia bimbing. Mimpi ini adalah salah satu tanda bahwa nilai-nilai dan ajaran Abah masih hidup dalam hati para muridnya, serta dihormati dan diingat dengan penuh rasa syukur.
Saya memberikan informasi kepada murid tersebut tentang lokasi makam Abah, serta mengajak untuk bersama-sama berdoa bagi ketenangan jiwa beliau. Kunjungan ke makam ini nantinya bukan hanya sekadar rutinitas ziarah, tetapi juga bentuk penghormatan yang tulus, memperkuat ikatan spiritual antara yang masih hidup dan yang telah pergi.
Mimpi yang dialami oleh murid Abah mungkin bukan sekadar kebetulan. Banyak yang percaya bahwa mimpi seperti ini adalah cara roh untuk menyampaikan pesan kepada mereka yang masih di dunia. Dalam hal ini, mungkin saja Abah ingin menegaskan bahwa dia masih dekat dan bahwa ajaran serta nilai-nilai yang dia tanamkan masih relevan dan penting untuk diingat.
Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya menghormati mereka yang telah tiada, bukan hanya dengan mengunjungi makam mereka, tetapi juga dengan terus menjaga dan mengamalkan ajaran serta nilai-nilai yang mereka tinggalkan. Penghormatan semacam ini merupakan bentuk nyata dari cinta dan penghargaan yang abadi.
Melalui kisah ini, saya merasa bahwa Abah masih hadir dalam kehidupan kami, memberikan pengajaran dan inspirasi meskipun beliau telah meninggalkan dunia ini. Semoga pesan ini juga dapat menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya mengenang dan menghormati mereka yang telah pergi, serta meneruskan warisan kebaikan yang mereka tinggalkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H