Bhumi Literasi Anak Bangsa, di bawah kepemimpinan Dwi Shinta Dharmopadni, S.Kom., C.Ed., kembali membuat gebrakan dalam dunia literasi Indonesia. Dalam rangka memperingati HUT RI ke-79, Bhumi Literasi Anak Bangsa bekerja sama dengan Kimshafi Alung Cipta, sebuah komunitas penulis muda yang bersemangat, mengadakan lomba menulis cerpen bertema "Semangat Kemerdekaan".
Lomba ini diadakan di Gedung Bhumi Literasi, sebuah bangunan megah yang dipenuhi dengan rak-rak buku dan mural bertema kepahlawanan. Suasana di dalam gedung sangat hidup, dengan anak-anak muda yang datang dari berbagai daerah untuk ikut serta dalam lomba ini. Dwi Shinta, dengan senyum hangatnya, menyambut setiap peserta dengan semangat yang tinggi.
Di tengah keramaian, ada seorang pemuda bernama Ibra. Dengan mata yang berbinar penuh antusiasme, ia membawa selembar kertas yang penuh dengan coretan ide. Ibra adalah seorang pelajar dari desa kecil yang bermimpi menjadi penulis terkenal. Kesempatan mengikuti lomba ini adalah impian yang menjadi kenyataan baginya.
Hari perlombaan pun tiba. Setiap peserta duduk di meja masing-masing, siap dengan pena dan kertas mereka. Suasana hening, hanya terdengar suara goresan pena di atas kertas. Ibra menulis dengan penuh semangat, menggambarkan kisah seorang pejuang muda yang berjuang untuk kemerdekaan dengan cara yang unik, melalui tulisan-tulisannya.
Setelah waktu menulis selesai, karya-karya peserta dikumpulkan dan dibacakan satu per satu oleh para juri. Ade Rizky, sebagai perwakilan dari Kimshafi Alung Cipta, menjadi salah satu juri utama. Dengan penuh perhatian, ia membaca setiap karya yang masuk. Mata Ibra berbinar ketika melihat karyanya dibaca dengan penuh apresiasi.
Akhirnya, tibalah saat yang dinanti-nanti. Pengumuman pemenang lomba. Jantung Ibra berdebar kencang saat mendengar namanya dipanggil sebagai pemenang utama. Dengan langkah gemetar, ia naik ke panggung untuk menerima penghargaan dari Dwi Shinta dan Ade Rizky.
"Semangat literasi harus terus kita kembangkan," kata Dwi Shinta saat menyerahkan piala kepada Ibra. "Karena dengan literasi, kita bisa meraih kemerdekaan sejati, kebebasan berpikir, dan kemampuan untuk menginspirasi orang lain."
Ibra merasa seperti bermimpi. Ia tak menyangka bahwa mimpinya bisa terwujud dengan cara yang begitu indah. Dari sebuah desa kecil, ia kini berdiri di panggung besar, dihargai karena karyanya. Ia berjanji dalam hati, bahwa ia akan terus menulis dan menginspirasi lebih banyak orang melalui tulisannya.
Lomba menulis cerpen ini bukan hanya sekadar ajang kompetisi, tetapi juga sebuah gerakan untuk membangkitkan semangat literasi di kalangan anak muda. Bhumi Literasi Anak Bangsa dan Kimshafi Alung Cipta telah membuktikan bahwa kolaborasi mereka mampu menciptakan gelombang perubahan yang positif.
Hari itu, Gedung Bhumi Literasi bukan hanya menjadi saksi lahirnya karya-karya indah, tetapi juga menjadi tempat di mana mimpi-mimpi anak bangsa mulai dirajut menjadi kenyataan. Dengan semangat kemerdekaan, mereka menuliskan kisah-kisah inspiratif yang akan terus dikenang dan dibaca oleh generasi mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H