Pasca lebaran, banyak ibu-ibu yang memposting di media sosial mereka mengenai keluhan adanya perilaku negatif seorang Pembantu rumah tangga (PRT). Mengapa hal ini bisa terjadi? coba kita telusuri permasalahannya dengan mendiskusikan 5 hal berikut ini:
1. Jaminan Keamanan
Umumnya, PRT bekerja secara perorangan, belum ada PRT di Indonesia yang bekerja dengan sistem outsourcing. Bila seorang PRT diperoleh dari penyalur pun mereka tetap bekerja secara perorangan dan sulit sekali bagi majikan meminta pertanggung jawaban dari penyalur. Dalam sebuah talkshow Hitam Putih di Trans7 tanggal 6 Februari 2015 yang lalu, Ibu Gito selaku penyalur PRT menyampaikan bahwa jaminan keamanan dari seorang PRT diperoleh dari kejelasan tempat tinggal dari PRT dimaksud, yang dalam hal ini dibuktikan melalui Kartu Tanda Penduduk. Kesimpulannya bahwa jika ada masalah, majikan bisa mencari alamat dari PRT dimaksud dan meminta pertanggungjawaban PRT tersebut.
Dengan kondisi jaminan keamanan seperti itu, apakah majikan bisa menerima orang asing yang tidak diketahui latar belakang serta kejujurannya untuk bekerja di rumah dan berinteraksi dengan anak-anak?
2. Keterampilan Bekerja
Hampir sulit sekali di jaman sekarang ini mendapatkan PRT yang memiliki pendidikan SMA/sederajat keatas. Hampir semua PRT berpendidikan rendah. Hal ini tidak mengherankan karena dijaman sekarang ini profesi PRT bukanlah profesi yang dicari lagi.
Dengan demikian, hampir dipastikan PRT yang baru bekerja harus selalu diajarkan hal yang baru oleh majikan, sehingga akan menyita waktu dan tenaga dari majikan. Dengan kondisi kemampuan dan keterampilan PRT yang juga tidak diketahui pasti oleh majikan, apakah majikan mau mempekerjakan sesorang untuk dipercayakan membersihkan dan merawat barang pribadi kesayangan?
3. Biaya mendapatkan PRT
Mencari seorang PRT saat ini sangat susah sehingga tidak jarang majikan berupaya maksimal untuk mendapatkan seorang PRT, termasuk membayarkan sejumlah uang. Satu hal yang pasti adalah majikan bisa selalu mendapatkan seorang PRT melalui bantuan agen/penyalur yang menerapkan tarif tertentu. Biaya mendapatkan PRT tidak murah, apalagi saat kondisi lebaran untuk mencari PRT infal. Dengan adanya biaya awal tersebut, apakah majikan bersedia mengeluarkan biaya besar untuk mendapatkan seorang PRT yang belum tentu bisa cocok bekerja?
4. Potensi Biaya Sosial