Lihat ke Halaman Asli

rizal fdl

Mahasiswa

Jejak Kenangan

Diperbarui: 24 Januari 2024   00:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Jejak Kenangan"

Suatu sore di kota kecil yang ramai, Adam melangkah dengan langkah ringan di sepanjang jalan setapak yang dilalui oleh kenangan masa lalunya. Sejak dia pindah keluar kota untuk mengejar karier di dunia bisnis, kini, setelah bertahun-tahun, dia kembali lagi ke tempat asalnya. Di tengah keramaian pusat perbelanjaan, dia tidak sengaja menatap mata yang begitu dikenalnya -- Chris, sahabat lamanya dari masa sekolah.

Adam: (dengan senyuman lebar) Chris? Apakah itu benar-benar kamu?
Chris: (terkejut) Adam? Sungguh tak terduga kita bisa bertemu di sini!

Dengan pelukan hangat, mereka merayakan keberuntungan tak terduga ini dan memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama di kafe terdekat. Dalam obrolan mereka yang penuh tawa, Adam menyadari betapa ia merindukan teman-teman sekolahnya yang lain.

Adam: Chris, bagaimana kabar mereka? Sudah bertahun-tahun sejak kita terakhir bertemu.
Chris: (mengangguk) Ya, benar. Kabarnya cukup beragam. Tapi sepertinya banyak yang sudah kehilangan kontak satu sama lain.

Namun, keinginan Adam untuk menyatukan kembali kelompok mereka semakin membesar. Bersama Chris, yang sekarang bekerja sebagai manajer cabang bank, mereka memutuskan untuk mencari teman-teman lama mereka yang telah lama menghilang.

Adam: Pertama-tama, kita coba cari Maya. Dia selalu menjadi semangat kelompok kita dulu.

Setelah berdiskusi dan mengumpulkan informasi, mereka akhirnya menemukan jejak Maya di sebuah desa terpencil. Ternyata, dia sekarang memiliki sebuah toko buku yang menyediakan karya seni lokal. Saat mereka tiba di toko, terlihat Maya tengah sibuk mengatur buku-buku dengan penuh antusiasme.

Maya: (tanpa menoleh) Chris, kamu selalu datang tanpa memberi tahu.
Chris: (sambil tersenyum) Maya, lihat siapa yang saya temui di perjalanan ini.
Maya berbalik, dan matanya bersinar cerah melihat Adam.
Maya: (terkejut) Adam? Oh, ini benar-benar tak terduga! Bagaimana kabar, kalian berdua?

Mereka bertiga pun berkumpul di toko Maya, duduk di sekitar meja bundar, dan mulai mengenang kenangan indah masa sekolah. Maya menceritakan tentang toko bukunya yang berkembang pesat, tetapi kemudian topik berubah saat Adam bertanya tentang nasib teman-teman mereka yang lain.

Maya: Kabar teman-teman kita yang lain? Ada yang sukses, ada yang kurang beruntung. Tapi yang jelas, kita selalu saling merindukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline