Lihat ke Halaman Asli

Rizal Bagus Permana S.Ds.

Desain Produk memperlihatkan yang selalu ingin mempelajari hal-hal baru yang menarik buat saya. Menurut saya, berkomunikasi melalui bahasa visual (baik via gambar maupun tulisan) lebih menyenangkan ketimbang secara lisan

Sunan Giri Cosplayer Film Batman The Dark Knight

Diperbarui: 8 Januari 2021   16:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SAHABAT VEKTOR SUNAN GIRI COSPLAY FILM BATMAN THE DARK KNIGHT (@Sahabat Vektor)

Kisah Sunan Giri

Beliau adalah putra Syekh Maulana Ishak, seorang Ulama dari Arab yang telah lama bermukim di Pasai Aceh. Ayah Sunan Giri merupakan kakak dari ayah Sunan Ampel. Sedangkan ibu Sunan Giri adalah Dewi Sekardadu, putri dari Raja Blambangan. Kira-kira ia lahir pada tahun 1442 M, ia terlahir dengan paras wajah yang bagus, sehingga Menak Sembayu (ayah dari Dewi Sekardadu) sangat mencintainya. Akan tetapi Menak Sembayu ingat kembali terhadap kata-kata yang diucapkan oleh Patih Bajul Sengoro bahwa bayi itu adalah penyebab terjangkitnya di Blambangan waktu itu, sehingga niat Menak Sembayu untuk menyingkirkan bayi itupun timbul kembali. 

Oleh Menak Sembayu bayi yg baru lahir itu dimasukkan ke dalam kendogo (peti), dan diperintahkannya kepada Para prajurit untuk membuangnya ke laut. Menerima keputusan ayahnya itu, Dewi Sekardadu tidak mampu berbuat apa-apa, kecuali hanya menangis sedih dan melangkah pergi ke dalam hutan dan meninggal disana tanpa diketahui dimana kuburnya.  

Suatu malam, terlihat kapal pedagang sedang melaju melintasi Selat Bali, dan tiba-tiba terhenti. Kapal tersebut hanya berputar-putar saja, sehingga semua awak kapal mengamati keadaan sekitarnya dan melihat ada sebuah peti, setelah peti itu terambil, begitu terkejutnya mereka saat melihat didalam peti itu ternyata seorang bayi yang rupawan. Mereka bermaksud membawa serta yang mereka temukan itu ke Pulau Bali dan baru akan menyerahkannya kepada juragan mereka saat kembali dari Bali, namun Allah berkehendak lain. 

Kapal mereka tidak mau bergerak kedepan untuk melanjutkan perjalanan, sehingga merekapun memutuskan untuk kembali. Kapal pun diputar untuk kembali ke Pelabuhan Gresik, dan pada saat itu kapal tersebut melaju dengan cepat, sehingga dalam waktu singkat kapal mereka sudah kembali ke Pelabuhan Gresik. Mereka datang menghadap kepada juragan mereka, oleh juragan mereka dimarai, namun kemarahan itu berakhir saat menyampaikan apa yang mereka bawa yaitu bayi yang telah mereka temui di laut. 

Kepada juragan mereka yang tidak lain adalah Nyai Gede Pinaringan bayi itu mereka serahkan. Tak dapat dibayangkan betapa gembiranya Nyai Gede Pinatih karena ia telah memperoleh apa yang selama ini ia dambakan. Maka Nyai Gede Pinatih memberi nama bayi itu sesuai dengan tempat menemukan bayi yakni di Samudra, maka anak itu diberi nama Joko Samudro.  

Hari-hari pun berlalu, dan Joko Samudro tumbuh menjadi anak yang lincah, sesudah cukup umur, Joko Samudro dititipkan kepada Sunan Ampel di Ampel Denta. Ia menetap di pesantren bersama santri lain Sunan Ampel sangat menyayanginya, sebagaimana menyayangi putranya sendiri. Lebih-lebih karena nampaknya Joko Samudro mempunyai keistimewaan dibanding dengan teman-temannya. 

Pada suatu malam, ketika Sunan Ampel hendak melakukan sholat malam tiba-tiba beliau melihat ada cahaya memancar dari salah seorang muridnya. Beliau dekati murid tersebut dan mengikat ujung sarung untuk mengetahui siapa sesungguhnya murid yang mengeluarkan cahaya itu. Keesokan harinya, beliau tanyakan siapa diantara murid beliau yang terikat ujung sarungnya. Ternyata yang ujung sarungnya terikat adalah Joko Samudro. 

Dari kejadian itu, Sunan Ampel semakin memberikan perhatian khusus kepada Joko Samudro. Dan ketika Nyai Gede Pinatih berkunjung ke Ampel, beliau banyak menanyakan perihal Joko Samudro kepada ibu angkatnya. Dan ternyata Joko Samudro adalah anak dari Syekh Maulana Ishak. Dan pada saat itu Joko Samudro dirubah nama menjadi Raden Paku.

Pada saat Raden Paku bersama Sunan Bonang diperintahkan untuk belajar ke Mekkah. Walau akhirnya hanya sampai di Pasai karena di Pasai Raden Paku bertemu dengan Syekh Maulana Ishak ayahnya. Mereka kemudian belajar kepada Syekh Maulana Ishak sampai merasa cukup memperoleh bekal ilmu pengetahuan, Sunan Bonang singgah di Tuban  dan Raden Paku melanjutkan perjalanan sampai ke Gresik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline