Lihat ke Halaman Asli

RIZAL ANANDA

Mahasiswa

Membuka Pintu Ajaib Otak Anak: Eksplorasi Perkembangan Kognitif dalam Pembelajaran

Diperbarui: 11 Desember 2024   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Bu guru, mengapa air laut rasanya asin tapi ikan yang hidup di dalamnya tidak asin?" tanya Dani, siswa TK yang berusia 5 tahun. Pertanyaan ini muncul setelah kelas mengadakan kunjungan ke akuarium mini. Seperti yang dijelaskan dalam penelitian Pratiwi & Suryani (2020) di Jurnal Pendidikan Usia Dini, rasa ingin tahu yang tinggi pada anak usia dini merupakan indikator penting perkembangan kognitif yang sehat.

Masalah umum yang sering dihadapi pendidik dan orangtua adalah kesulitan dalam mengidentifikasi dan merangsang perkembangan kognitif anak secara tepat. Menurut studi longitudinal oleh Wulandari et al. (2023) di Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 65% orangtua mengalami kebingungan dalam memilih metode stimulasi yang sesuai dengan tahap perkembangan anak mereka.

Artikel ini akan membantu Anda memahami proses perkembangan kognitif berdasarkan penelitian terkini dan memberikan panduan praktis dalam mendukung pertumbuhan kognitif anak.

Perkembangan kognitif merupakan proses kompleks yang melibatkan berbagai aspek kemampuan berpikir. Penelitian Hidayati (2021) dalam Jurnal Pendidikan Indonesia menunjukkan bahwa stimulasi kognitif yang tepat di usia dini dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah hingga 40% pada anak usia sekolah.

Hasil penelitian Nugraha et al. (2022) di Jurnal Psikologi Pendidikan mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis pengalaman langsung (experiential learning) memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perkembangan kognitif anak. Studi ini melibatkan 150 anak usia 4-6 tahun dan menunjukkan peningkatan kemampuan berpikir kritis sebesar 35%.

Contoh aktivitas berbasis penelitian:

1. Permainan klasifikasi benda (meningkatkan kemampuan kategorisasi)

2. Bercerita interaktif (mengembangkan memori dan bahasa)

3. Eksperimen sederhana (merangsang pemikiran ilmiah)

4. Permainan pola dan angka (mengembangkan logika matematika)

Kelebihan pendekatan berbasis penelitian:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline