Lihat ke Halaman Asli

Rizal Agatha Erdin Agesyah

Mahasiswa Universitas Diponegoro

Mengatasi Anak Tidak Sekolah: Upaya Mahasiswa KKN UNDIP di Dusun Kaligandu

Diperbarui: 13 Februari 2024   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Grabag, Magelang (20/01/2024) - Sekelompok mahasiswa KKN Tim I 2024 Universitas Diponegoro yang mengabdi di Desa Grabag, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang turut membantu Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) kabupaten setempat dalam melakukan Pendataan Anak Tidak Sekolah (P-ATS). Survei pendataan yang dilakukan memanfaatkan aplikasi SIPBM (Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat) yang dikembangkan oleh Bappeda. Pendataan ini dilakukan secara door-to-door kepada kepala keluarga yang memiliki anak yang masih usia sekolah (7-18 tahun) dengan target pendataan sebanyak 52 KK (Kepala Keluarga).  Kegiatan rampung hanya dalam kurun waktu 3 hari saja, terhitung dari tanggal 18 Januari 2024 hingga tanggal 20 Januari 2024 dengan seluruh target tercapai dan telah diverifikasi seluruhnya. 

Program pendatan ATS di SIPBM merupakan program yang tengah dikembangkan oleh Bappeda Kabupaten Magelang. Program ini merupakan program kerjasama dengan UNICEF dengan dilatarbelakangi oleh banyaknya anak tidak sekolah di Kabupaten Magelang, menurut data pada tahun 2021 di Kabupaten Magelang terdapat sebanyak 21.440 kasus anak tidak sekolah, Targetnya di tahun 2024, jumlah anak tidak sekolah di Kabupaten Magelang harus 0 (nol).

Pelaksanaan program ini dilakukan dengan mendata anak-anak di Desa Grabag sesuai dengan klasifikasi yang telah ditentukan yang kemudian akan dinput pada portal yang telah disiapkan Pemerintah Kabupaten Magelang. Dari data tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai dasar dalam penyusunan program penangan anak tidak sekolah di Kabupaten Magelang khususnya di Kecamatan Grabag, Desa Grabag. Di Desa Grabag sendiri, pendataan berfokus pada tempat tim KKN UNDIP ditugaskan, yaitu Dusun Kaligandu, dengan metode pelaksanaan dibagi menjadi 2 tim. Tim pertama fokus pada survei lapangan dan mengumpulkan data, sementara tim kedua fokus pada input data ke dalam aplikasi dan sekaligus verifikasi data agar data tersebut masuk ke dalam sistem milik Bappeda.

Total Hasil Pendataan

Dari hasil pendataan yang didapatkan, masih terdapat beberapa anak usia sekolah di Dusun Kaligandu yang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Rata-rata penyebabnya adalah keinginan sang anak sendiri yang lebih memilih untuk melanjutkan ke pendidikan informal, misalnya seperti pondok pesantren. Terkadang, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seorang anak tidak mau melanjutkan pendidikannya. Bukan hanya faktor eksternal seperti kondisi keluarga dan ekonomi, terkadang faktor internal anak pun sangat berpengaruh. Seperti yang dituturkan bapak Hendy Susanto, S.Pd.I. selaku Kepala Dusun Kaligandu, "Dari pihak dusun sendiri sering mengusahakan agar anak tetap lanjut sekolah misalnya dengan mencari bantuan dana dari sekolah maupun pemerintah, namun terkadang anaknya itu sendiri yang tidak mau."

Melalui pendataan ini, diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi Bappeda Kabupaten Magelang dalam mengambil langkah selanjutnya untuk mengatasi permasalahan anak tidak sekolah ini. Karena sejatinya pendidikan itu ada bukan untuk disepelekan, tetapi untuk dicari, ditekuni, dan diamalkan. Pendidikan yang merata sangat penting untuk masa depan bangsa karena untuk memajukan suatu bangsa harus dari SDM-nya terlebih dahulu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline