Lihat ke Halaman Asli

Temu Wicara ACIAR dengan Petambak Samalanga

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan temu wicara dengan petambak samalanga dilakukan untuk mengetahui perkembangan kegiatan budidaya ikan nila salin di tambak idle yang di bantu oleh ACIAR dan bekerja sama dengan BBAP Ujung Batee sebagai pendamping teknis. Kedatangan TIM ACIAR didamping oleh BBAP Ujung Batee sebagai pendamping teknis kegiatan lapangan. ACIAR di wakili oleh Mike Rimmer, Imran Lapong, sedangkan dari BBAP Ujung Batee Coco Kokarkin selaku kepala balai, Hasan dan Ri Zal. Rombongan sebelum melakukan kegiatan temu wicara melakukan kunjungan ke beberapa tambak yang terlibat dalam kegiatan budidaya ikan nila salin. Tambak pertama yang dikunjungi adalah milik Baihaki rombongan melihat nila yang telah di pelihara selama 3 bulan kegiatan berlangsung. Selain ketambak Baihaki, rombongan juga melakukan peninjauan Mustapha, Khairul dan T Safwan. Rombongan dapat membandingkan pertumbuhan yang didapat di beberapa tambak tersebut. Tambak yang memiliki tumbuhan air sejenis cabomba memiliki pertumbuhan yang lebih baik bila di bandingkan dengan tambak yang tidak memiliki tumbuhan air.

Kunjungan terakhir dilakukan ke tambak T Syeh Marhaban tempat temu wicara dilakukan. Rombongan melihat pertumbuhan yang cukup baik di tambak Marhaban, di duga pertumbuhan yang cukup baik ini dikarenakan banyaknya tumbuhan air yang masih berlimpah di dalam tambak. Kegiatan temu wicara di hadiri oleh para petambak yang terlibat dalam kegiatan budidaya ikan nila salin. Temu wicara dipimpin oleh Hasanuddin, Mike dalam sambutannya sangat berharap kegiatan yang dilakukan dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat samalanga. Sedangkan Coco Kokarkin menjelaskan secara teknis tentang usaha pembenihan ikan nila salin. Dalam temu wicara petambak yang diwakili oleh T Safwan mengatakan diharapkan kedepannya kegiatan ini dapat berlanjut tetapi kami tidak ingin mendapatkan benih kembali tetapi kami membutuhkan beberapa induk ikan nila karena selama kegiatan ini berlangsung sangat banyak masyarakat yang bertanya benih ikan nila yang bagus ini didapat dari mana?.

Menurut beliau masyarakat melihat perbedaan yang begitu baik bila di bandingkan dengan benih yang berasal dari daerah setempat atau lokal punya. Hal ini di jawab oleh Coco Kokarkin dengan teknik pembenihan ikan nila secara sederhana. Menurut Coco pembenihan ikan nila dapat dilakukan dengan menggunakan 3 buah hapa, hapa pertama untuk pemeliharaan induk jantan, hapa kedua untuk pemeliharaan induk betina sedangkan hapa ketiga untuk tempat pemijahan atau perkawinan. Temu wicara diakhir dengan pesan dari Hasan untuk para petambak, dipesankan agar para petambak menghitung dan mencatat pakan yang digunakan serta jumlah panen nantinya, karena menurut beliau kegiatan ini bukan hanya kegiatan bantuan tetapi kegiatan penelitian yang nantikan data yang didapat dapat digunakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline