Lihat ke Halaman Asli

Mengkhawatirkan Kemenag

Diperbarui: 20 Maret 2019   20:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tangkapan layar program ILC TVOne

Pagi itu disekolah tempatku mengajar, seperti biasa diwaktu luang ketika tidak ada jam pelajaran, aku biasanya cari teman ngobrol entah itu rekan sesama guru maupun karyawan yang ada disekolah. Saat itu kebetulan yang bisa diajak ngobrol adalah karyawan TU. Beliau sudah lumayan sepuh namun ketika diajak ngobrol tidak kalah asyik dibanding kawan yang seumuran. Tema-tema yang biasanya menjadi pembahasan kami berdua adalah tema faktual. 

Jangan salah, kendati sudah tidak muda lagi, untuk masalah updet berita ternyata beliau lebih unggul dari aku hehe. Hal itu aku maklumi mengingat setiap hari beliau selalu membaca koran yang menjadi langganan sekolah. Sedangkan aku paling mentok baca status orang. Haha..

Percakapan diawali ketika beliau menyinggung acara ILC yang semalam tayang dengan tema "OTT Romi". Beliau melempar pertanyaan retorik kepadaku, " gimana itu pak Rizal, Kemenag?" 

Aku jawab dengan spontan, "bobrok pak!". 

Aku yang semalam menonton ILC kemudian mengikuti penuturan berbagai pihak menjadi prihatin ketika mengetahui bahwa  kemenag ternyata tidak luput menjadi lahan basah  korupsi jual beli dan kongkalikong jabatan. Dan itu dilakukan oleh orang yang terkenal tidak kurang ilmu agamanya. Itulah alasan mengapa aku katakan bobrok untuk menjawab pertanyaan rekan ngobrolku itu.

Kemudian rekanku mengangguk seolah sepakat dengan jawaban yang ku lontarkan. Namun beliau melanjutkan dengan statmen,  yang selama ini menjadi kekhawatiranku atas masalah ini. Beliau berstatmen, "Sudahlah pak mereka yang ngerti agama saja bisa begitu apalagi kita orang biasa".

Hal inilah yang benar-benar aku khawatirkan. Jadi kasus korupsi jualbeli jabatan di kemenag mempunyai efek yang mengerikan dimasyarakat. Karena ini bisa saja menjadi percontohan dimasyarakat. 

Institusi Kemenag dipandang sebagai simbol dimana orang-orang yang faham dan ahli agama berada didalamnya. Mereka menjadi pegangan dan contoh yang ditiru oleh masyarakat ditengah keringnya moral bangsa. Namun jika kemudian intitusi kemenag diisi oleh orang-orang yang merusak moral pada faktanya, lantas bagaimana masyarakat akan mencontoh? Kemana lagi rakyat hendak berpijak, mengingat institusi yang harusnya menjadi penjaga moral kini justru mempertontonkan perusakan moral?

Aku sepakat bahwa perlu adanya evaluasi dan perombakan  besar-besaran pada institusi yang berslogan ikhlas dalam beramal itu. Jadikanlah institusi ini paling bermoral dan bermartabat dari institusi manapun mengingat urusan agama melekat didalamnya. 

Agama seharusnya dijadikan penunjuk bagi kita untuk menuntun kearah keselamatan didunia dan akhirat bukan dijadikan bancakan untuk memuaskan nafsu belaka.

Kita sudah muak atas politisasi agama ditahun politik ini, jangan kemudian ditambah dengan memanfaatkan lahan basah institusi yang mengurusi agama ini untuk kepentingan perut dan nafsu.! Cukup!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline