Menjajakan kehormatan diri bukanlah jalan terbaik dalam hidup. Tapi berusahalah untuk menjaga kehormatan demi kewibawaan diri.
Aku teringat, saat membaca Koran tepatnya selasa tanggal 07 November 2017 dan beberapa berita yang ada di stadiun televise tanah air terakhir ini, dalam berita tersebut mengatakan bahwa para pekerja seks komersial (PSK) kebingungan dalam menjalankan kehidupan barunya selepas menjadi pelacur karena tidak memiliki keterampilan, mereka kebingungan jika dipulangkan ketempat asalnya. Apalagi tingkat pendidikan yang rendah membuat mereka sulit untuk mencari pekerjaan. Sedangkan beban yang ditanggungnya sangatlah banyak, mulai diri sendiri sampai kepada keluarga besar juga ikut dibebankan dipundaknya. Lantas adakah jalan keluar dari pemerintah untuk mereka? Benarkah uang yang diberikan pemerintah sebesar Rp. 5.000.000,- tersebut tidak cukup untuk dijdikan modal awal dalam memulai kehidupan yang baru? Mana uang hasil dari menjadi pekerja seks komersial selama ini? Apakah hanya ini pekerjaan yang menggiurkan? Mampu meningkatkan taraf hidup? Mengangkat harkat martabat keluarga? Dan yang menjadi utama, sudahkah kita terlepas dalam jeratan hal ekonomi? Jika tidak, mengapa jalan ini yang di tempuh?
Sehingga Pada dasarnya tidak ada satupun perempuan didunia ini yang ingin dan bersedia menjadi pekerja seks komersial (PSK), bercinta dengan terpaksa tanpa ada ketulusan yang paling dalam, apalagi dengan orang yang baru dikenal? Jujur itu tidak ada. Lantas mengapa hal ini bisa terjadi?
Pada umumnya semua manusia memiliki alasan yang tak jauh berbeda dalam menyikapi perjalanan hidup ini. Mereka akan bahagia jika memiliki uang yang banyak, harta yang menggunung dan tahta yang cemerlang. Hal ini membuat mereka tersenyum ria karena telah tercapai apa yang diingikan. Dan sebaliknya, mereka akan frustasi jika mengalami kegagalan, permasalahan yang runyam tak ketemu titik terang dan hidup pada lingkar garis kemiskinan. Dan ini tidak semua orang bisa melewati jalan yang terjal ini.
Perempuan saat diterpa badai kekecewaan, menggulungkan semangat kehidupan yang pada mulanya berkobar besar, padam seketika. Meminta pertolongan dengan orang sekitar, bukannya meringankan beban malah dapat cemohan dan hinaan yang membuatnya terjun bebas dalam kekecewaan. Setiap permohonan yang diajukan dijawab dengan tatapan sinis dan angkuh. Berkali-kali terulang dan terus terulang tapi hanya kegagalan yang datang. Bahkan Tuhan yang selama ini tempat bersandar, belum memberikan tandanya untuk mengijabah doa yang terpanjat dikala siang dan malam. Dalam kekosongannya, perempuan memilih jalan pintas. Masuk kedalam lembah hitam, membuka kehormatan diri kepada semua lelaki yang ingin menikmatinya sesaat, yang mana setiap kali selesai bercinta sedikitpun rasa malu dan sesal tak terlihat karena sama-sama membutuhkan. Uang telah berkuasa.
Mungkin tidak akan menjadi masalah jika uang itu dinikmati sendiri, dimiliki seutuhnya setelah membuka seluruh rahasia pribadi diri. Tapi nyatanya dalam prakteknya masih ada orang dibelakangnya, germo. Para germo memanfaatkan dalam hal ini, dia untung besar dalam hal ini. Wahai perempuan pekerja seks komersial! Kalian telah lelah bermain cinta dengan satu laki-laki ke laki-laki lain, hasil dari semua itu kenapa masih dibagi? Apa kalian tidak merasa dirugikan?
Jika begini ceritanya, marilah kita cari cara bersama-sama agar kita bisa keluar dari lumpur hitam yang mejeret kita pergi terlalu jauh dari tuhan. Sehingga kita bisa hidup bahagia tanpa menodai kehormatan diri dan tuhan pun ridha dengan kehidupan kita saat ini.
Sejatinya! Romantika kehidupan yang kita jalani akan terasa manis jika kita selalu bersyukur dan siap menerima apa adanya dan terasa pahit jika kita selalu merasa kurang dan terus kurang. Padahal manis dan pahit dalam kehidupan ini akan datang silih berganti bak roda yang terus berputar kadang dibawah dan kadang diatas.
Nama asli yang begitu indah dan bermakna tinggi yang diberikan orang tua sejak lahir, berubah menjadi samar, sesamar nasib sebagai perempuan yang kesulitan dalam memanadang jalan kehidupan yang seutuhnya. Satu pihak menjajakan tak sedikitpun merasa malu dan pihak lain membeli tanpa rasa bersalah dan dosa. Bahagia dalam kubangan dosa dan maksiat demi memenuhi nafsu birahi sesaat Tanpa mengingat anak dan istri dirumah. Berapa banyak rumah tangga hancur gara-gara suami yang tak setia. Maaf saudaraku perempuan! Istri-istri mereka bukannya tak mampu memberikan pelayanan dan belaian hangat seperti dirimu saat melakukannya kepada suaminya. Tapi kesetian mereka sedang diuji dan dipertaruhkan. Tegakah dirimu menghancurkan ikatan janji mereka yang telah sah dalam sebuah ikrar suci. Mampukah dirimu melihat butiran tangis anak-anaknya yang masih kecil? Sedangkan dirimu juga seorang wanita yang didalam tubuhmu tersemat rahim untuk calon anak-anakmu. Dan jika itu terjadi pada dirimu sakit nian perasaan ini, begitu juga dirinya. Istrinya juga wanita sepertimu?
Aku sangat yakin! Dan menyakini bahwa dalam hati nurani kalian para pekerja seks komersial (PSK) tidak pernah ikhlas dibayar sekian rupiah dengan syarat harus membuka diri pada orang yang baru dikenal dan melayaninya. Kalau kalian sudah tak sejalan lagi dengan semua ini mengapa mesti harus diteruskan? Mengapa masih duduk dan berada disini? Sementara hati bertentangan dengan realita. Dan apakah kalian tahu? Laki-laki tak pernah ambil pusing dalam hal beginian. Uang sekecil itu akan sering mereka berikan yang penting pulang dengan kepuasan tanpa memikirkan tanggungjawabnya. Sedangkan kalian juga manusia yang harus dihargai dan dihormati meski berada dititik terendah.
Maka, jadilah perempuan yang seutuhnya. Dan mulai sekarang bertekadlah untuk bisa menjadi perempuan terhormat tanpa menggadaikan diri. Jadilah orang yang disegani. Ubahlah minset pemikiran bahwa kita memiliki potensi diri. Buanglah rasa takut untuk berdiri kokoh, terjatuh itu wajar karena belum terbiasa. Buanglah sifat penakut kita yang merasa tak memiliki apa-apa disekitar kita. Jadilah semua ini renungan sebagai pembelajaran untuk besok. Dan jadikanlah tuhan sebagai tempat bersandar.