Lihat ke Halaman Asli

Buah Naga dan Jeruk, Hasil Bumi yang Keluar dari Lahan Bebatuan Desa Itik Rendai

Diperbarui: 6 September 2024   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanaman buah naga tumbuh subur diatas lahan bebatuan desa Itik Rendai, Lamtim. Foto: Nur

Di tengah lanskap bebatuan yang mendominasi Desa Itik Rendai dan sebagian daerah Gunung Kerung di Kecamatan Melinting, Kabupaten Lampung Timur, terdapat sebuah fenomena alam yang menakjubkan. Meski 95% wilayah desa ini dipenuhi oleh batuan, ternyata daerah ini menyimpan potensi agrikultur yang luar biasa, terutama dalam produksi jeruk, buah naga, singkong, lada, coklat dan lain-lain.

Pemandangan yang tampaknya tidak mendukung pertumbuhan tanaman ini malah membuktikan sebaliknya. Para petani di desa ini berhasil menanam jeruk di atas lahan yang penuh bebatuan. Keberhasilan ini sangat mencolok, mengingat jeruk yang tumbuh di sini tidak hanya bertahan hidup, tetapi juga berbuah lebat dan memiliki rasa yang sangat manis, bahkan di musim kemarau yang kering. Hal ini kontras dengan jeruk yang ditanam di daerah dengan lahan tanah yang lebih subur.

Keajaiban ini menyoroti kebesaran ciptaan Allah yang menunjukkan bahwa kekayaan alam bisa muncul dari tempat-tempat yang tidak terduga. Struktur lahan yang tampaknya tidak ideal untuk pertumbuhan tanaman justru membuktikan kemampuan dan keberkahan yang luar biasa. Jeruk yang tumbuh di antara bebatuan ini membuktikan bahwa bahkan di tempat yang tampaknya tidak memungkinkan, potensi luar biasa bisa terwujud.

Jeruk dari daerah bebatuan ini telah menarik perhatian pasar di seluruh Indonesia. Hasil panen dari desa ini, selain jeruk, meliputi kopi, coklat, singkong, pepaya, pisang, lada, dan kelapa. Semua hasil bumi ini telah menyuplai pasar-pasar besar seperti Pasar Induk Kramat Jati di Jakarta, serta ke berbagai wilayah di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Kebun jeruk diatas lahan bebatuan desa Itik Rendai, Lamtim. Foto: Dar

Penduduk Desa Itik Rendai tidak hanya bergantung pada pertanian. Mereka juga terlibat dalam peternakan sapi dan kambing, serta berdagang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Keseimbangan antara pertanian dan peternakan ini turut menyokong ekonomi lokal mereka.

Daryanti, seorang warga dari BSD Tangerang, mengungkapkan kekagumannya setelah mengunjungi kebun jeruk di daerah bebatuan bersama suaminya, Nur Mizan. "Masya Allah, kuasa Allah yang luar biasa. Dari bebatuan ini bisa dihasilkan jeruk yang begitu bagus dan melimpah. Di lahan tanah pun belum tentu bisa se-subur dan se-bagus ini," kata Nur Mizan dengan penuh kekaguman.

Sebagai hasil dari kunjungan tersebut, Daryanti dan Nur Mizan beserta rombongannya memutuskan untuk memborong jeruk dalam jumlah besar sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang ke BSD Tangerang, Banten. Kisah ini menjadi contoh nyata bagaimana kekuatan alam dan keberkahan dapat menyulap lahan yang tidak terduga menjadi sumber kekayaan dan kemakmuran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline