Lihat ke Halaman Asli

Di Hadapan FKDM, Singgih Januratmoko Ajak Perkuat Gotong Royong Sambut Pesta Demokrasi

Diperbarui: 6 Agustus 2023   12:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anggota Komisi VI DPR RI Singgih Januratmoko, foto Cahyana

Klaten (6/8). Anggota Komisi VI DPR RI Singgih Januratmoko mengingatkan pesta demokrasi berupa Pemilu 2024, harus disambut suka cita masyarakat, dengan adu program dan gagasan. Bukan saling serang dan melempar kabar bohong atau hoax di media sosial.


Hal tersebut ditegaskan Singgih saat menjadi pembicara kunci dalam rapat kerja Forum Kewaspadaan Dini (FKDM) di Kecamatan Ceper, Klaten, Jawa Tengah, pada Minggu (6/8). Singgih dalam kesempatan itu, berpidato dengan tema "Penguatan 4 Pilar sebagai dasar FKDM Kabupaten Klaten Menjaga Kondusivitas dalam Menghadapi Perubahan Iklim El Nino Jelang Pemilu Serentak 2024".

Di hadapan 100-an hadirin dan para pengurus FKDM, Singgih mengajak para elit politik dan rakyat Indonesia menikmati pesra demokrasi dengan baik, lalu menikmati kepemimpinan dari hasil Pemilu serentak, "Namanya pesta, kita harus menyiapkan dengan baik lalu menikmati hasilnya, bukan menyiapkannya dengan saling fitnah, saling serang. Namanya pesta, tunjukkan bahwa kita ini menarik di mata rakyat, tunjukkan reputasi, program dan kerja nyata. Dan biarkan rakyat jatuh hati dan memilih. Itulah pesta demokrasi," tutur Singgih Januratmoko.

Singgih Januratmoko yang juga meramaikan Pemilu Legislatif 2024 itu, mengingatkan kembali pentingnya Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila merupakan bagian dari konsensus kebangsaan, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Undang-undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

"Keempatnya disebut juga pilar kebangsaan. Tanpa pilar, bangunan sehebat dan sebagus apapun pasti ambruk. Indonesia tanpa ditopang empat pilar itu ya bubar. Namun, yang utama jiwa dari konsensus kebangsaan itu adalah Pancasila," ungkap Singgih yang juga Ketua Umum DPP Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (PINSAR) Indonesia.

Pancasila adalah dasar negara, asas negara, dan juga jalan hidup bangsa Indonesia. Pancasila juga sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, "Maksudnya, apapun produk hukum yang dibuat mulai dari DPR, Presiden, Gubernur, hingga Pak Lurah sekalipun tidak boleh bertentangan dengan Pancasila," imbuhnya.

Anggota Komisi VI DPR RI Singgih Januratmoko, foto Cahyana

Alumni Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mengatakan, inti dari Pancasila menurut Bung Karno adalah gotong-royong. Prilaku khas suku-suku di Nusantara itu, mengandung nilai-nilai tolong-menolong, peduli, menghormati, saling mengasihi, menyayangi, tenggang rasa dan simpati-empati, "Semuanya menyatu berkumpul melahirkan gotong-royong. Inilah yang menjadi modal kita menghadapi perubahan iklim sekaligus mendinginkan suasana menjelang Pemilu 2024," tutur Singgih.

Ia mengatakan, bangsa Indonesia telah mengalami berbagai ujian dan mampu melewatinya dengan bergotong-royong. Maka, menurutnya, Pancasila harus menjadi karakter rakyat Indonesia, terutama warga Klaten. Dengan takdir sebagai bangsa yang beragam suku, agama, dan ras, Pancasila hadir sebagai pemersatu.

Berbeda-beda dalam pandangan filsafat, bukan untuk disamakan tapi untuk dipersatukan, "Jadi, kalau ada isu-isu agama atau suku di media sosial, atau rasan-rasan di Balai Desa, di Pos Kamling, di Balai Pertemuan RT/RW, ya diingatkan. Bahwa itu bisa memecah belah bangsa. Pilihan politik itu boleh beda, tapi yang tidak boleh itu adalah memecah seduluran kita semua. Yang NU, yang Muhammadiyah, yang LDII dan ormas-ormas keagamaan lainnya, jangan sampai termakan isu-isu dari pemecah belah bangsa," pungkas Singgih.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline