Lihat ke Halaman Asli

The Long Tail (Chris Anderson) "Membunuh" Kaidah Pareto (Aturan 80/20)

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bosan kita untuk memberikan usulan kepada SBY untuk memperbaiki negeri ini dari para penjarah dan maling dengan label Anggota DPR, Staff Presiden, Para Pejabat serta para penegak hukum mulai Jaksa, Polisi, dan para Hakimnya serta yang paling heboh tentu Kasus Mafia Pajak dan Mafia Hukum serta yang lagi "Hot" kasus si Udin termasuk perseteruan antara"Poltak" dan Mahfud MD serta Kasus Check Pelawat yang menyeret Para Politisi termasuk aktor-nya (kata KPK) Nunun yang menyeret partai PDIP dan PKS. Karena seperti si Lebay menganut prinsip Anjing Menggonggong Kafilah Berlalu termasuk kasus Lapindo yang sudah lima belum jelas juga penyelesaian bagi rakyat yang sudah menjadi korban dari Bakrie Group ini.

Sekarang saya ingin menulis tentang buku yang sangat meng-inspirasi para pemasar dan pengamat pemasaran melalui media online yang ditulis oleh Chris Anderson (Chief Editor Majah Wired : http://www.longtail.com) tahun 2006 yang sangat membuka mata kita tentang strategi marketing atau pemasaran, dan fenomena ini menurut saya bisa juga dipakai dalam pemberatasan korupsi atau dalamstrategy politik maupun ekonomi maupun dalam aspek kehidupan sosial lainnya.

Bahkan fenomena juga meruntuhkan theory tentang aturan 80/20 (Kaidah Pareto) yang banyak dipakai dalam strategy management maupun quality serta business improvement. Sebelum kita membahas lebih lanjut saya coba jelaskan sekitas tentang “The Long Tail” ini. Saya coba kutib Bab 3 dari bukunya yaitu bahwa fenomena The Long Tail ini (Ekor Panjang) sekarang mewujud sendiri karena sebagai fenomena Internet, Cikal bakalnya sudah ada sebelum Amazon dan eBay, bahkan sebelum Web. Pada hakikatnya ini ini merupakan kulminasi serangkaian Inovasi bisnis yang dimulai lebih dari satu abad lalu- kemajuan-kemajuan yang berhasil kita capai membuat, menemukan, mendistribusikan, dan menjual barang-barang. Coba lihat semua unsur bukan internet yang telah kini telah memungkinkan kita membeli suatu barang dari Amazon atau Ebay, misalnya FedEx, UPS, Nomor ISBN Standard, Kartu Kredit atau Paypal, CRM, bahkan barcode sampai 2D Barcode

Perlu berpuluh-puluh tahun badi inovasi-inovasi ini untuk muncul dan berkembang, yang telah diperbuat oleh internet adalah memungkinkan dunia usaha merajut penyempurnaan-penyempurnaan yang terjadi menjadi satu satu sedemikian rupa sehingga makin kuat dan memiliki jangkauan lebih luas. Dengan kata lain Web atau Internet hannya mempersatukan sebuah rantai distribusi (supply chain) yang telah digodok berpuluh-puluh tahun.

Fenomena The Long Tail ini memang banyak dikaji pertama kali dalam distribusi kaset atau lagu yang dulu hanya dipegang oleh Industri atau Label, tetapi pada awal tahun 2000 sudah banyak yang upload lagunya melalui media seperti situs Myspace atau Netflix atau yang lainnya. Jadi dengan internet bisa mengakses pasar atau konsumen atau bisa jadi konstituen dalam dunia politik. Konsep The Long Tail ini bisa juga digunakan secara luas untuk memajukan pendidikan atau knowledge management bahwa dengan Internet kita bisa menjangkau atau mendidik anak bangsa ini dengan ilmu pengetahuan atau bisa membaca pengetahuan melalui e-book atau google book atau google schoolar untuk laporan ilmiah dan sebagainya demikian juga dengan komunikasi kebijakan pemerintah bisa sampai kepada semua lapisan masyarakat melebihi akses TV dan Radio karena pemakai Internet sudah lebih dari 40 juta sementara Handphone sudah sampai 240 Juta (lebih banyak dari jumlah penduduk tapi bukan berarti semua penduduk sudah pakai HP tapi sudah pasti lebih dari 50 prosen penduduk Indonesia sudah punya HP atau Gadget).

Fenomena atau strategy The Long Tail sukses diterapkan oleh www.geraidinar.com (Haji Muhaimin Iqbal) kebetulan penulis diceritakan langsung oleh beliau bagaimana beliau merintis bisnis dan edukasi masyarakat kita tentang Dinar dan sekarang bahkan sudah over subscribed karena lebih banyak permintaan dari suplly. Tiga atau Empat tahun lalu orang aneh mendengar konsep Dinar dan cenderung skeptis tapi Beliau Pak Haji Iqbal tetap konsisten dengan membuat dan menulis secara rutin tiap hari dan dalam waktu singkat sudah bisa membangun kelompok business-nya yang bergerak sampai ke perkebunan, property bahkan pasar serta pelatihan.

Kembali kepada masalah yang dihadapi bangsa ini dan kalau kita lihat issue atau popularitas beberapa tokoh baik para pemimpin atau politisi, maupun artis serta tokoh masyarakat sampai merek dagang, kita harus kita akui mereka bisa cepat ngetop atau dikenal karena Technology Internet dan karena efek yang disebut efek marketing berantai atau yang lebih dikenal dengan Viral Marketing, misalnya Noorman Camaru dengan Video Lipsing-nya di Youtube atau Ariel dengan kasus videonya sementara memang ada juga tokoh yang membangun kepopolerannnya didunia maya secara sistematik, misal seperti Anas Urbaningrum atau Hatta Rajasa atau Mahfud MD dan ditambah dengan popularitas bertambah karena ada issue yang lagi "hot" atau yang menjadi trending topic.

Berikut beberapa contoh hasil pencarian “key word” dengan Google.co.id. (Selasa 31 May 2011).

353000 Lapindo

308,000 Bakrie Group

194,000 Aburizal Bakrie

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline