Lihat ke Halaman Asli

Budaya dan Generasi Muda

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Budaya merupakan aset terpenting yang dimiliki suatu Negara.  Begitupun di Negara ini (Indonesia) yang sangat terkenal dengan keanekaragaman budayanya.  Di Indonesia sendiri, Budaya termasuk bentuk eksistensi dikanca internasional, dimana semua Negara mengakui dan mengenal Indonesia dari keanekaragaman dan keunikan budaya-budaya  juga sebagai tata cara hidup manusia yang dilakukan secara kelompok atau masyarakat yang diwariskan dari leluhur turun temurun dari generasi ke generasi.

Budaya merupakan identitas bangsa. Maka kemudian ada keharusan menjaga dan melestarikan identitas bangsa ini. Upaya menjaga dan melesetarikan budaya merupakan tanggung jawab orang-orang didalamnya. Peranan masyarakat sangatlah penting dalam melestarikan budaya, termasuk generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa. Tidak hanya dalam kanca politik saja, aset bangsa ini pun menjadi tanggung jawab besar bagi generasi muda, dilesatarikan atau dihilangkan, itu semua ada ditangan generasi penerus bangsa.

Kemudian dapat dipahami bahwa generasi muda bangsa ini juga merupakan asset bagi Negara. Tidak hanya masa depan budaya, namun masa depan bangsa ini pun bergantung kepada generasi muda. Akan tetapi, dapat kita lihat dewasa ini, banyak ketimpangan - ketimpangan yang dilakukan oleh generasi-generasi muda dalam bertindak. Seperti dalam sebuah media online, diberitakan dari kota Sumedang, bahwa sampai hari Jumat (5/12/14), korban minuman keras oplosan terus berdatangan ke RSUD Sumedang, dan sudah mencapai 103 orang,  sebagian dari korban adalah remaja  mulai dari usia 15 – 22 tahun. Tidak hanya di Sumedang, berita duka pun datang dari Kabupaten Garut, Jawa Barat, meninggalnya 10 orang setelah menenggak minuman keras oplosan, dan tidak dipungkiri, korban meninggal adalah remaja-remaja yang masih berusia 17-25 tahun. Ini hanyalah salah satu bentuk ketimpangan generasi muda yang nampak ke public. Lalu masih banyak lagi ketimpangan-ketimpangan yang terjadi di negri ini, dan pelakunya tidak lain adalah generasi bangsa ini sendiri.

Kemudian yang menjadi masalah, apa kaitannya dengan budaya ?

Budaya tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai perilaku masyarakat. Seperti nilai-nilai dalam budaya lokal yaitu etika berbicara, perilaku anak muda terhadap orang tua, mencium tangan orang tua dan lain sebagainya. Hal ini akan sangat nampak dalam keseharian ketika budaya itu sendiri dihargai dan dilestarikan. Sekarang kita bandingkan dengan kasus-kasus generasi muda dewasa ini, minuman keras, seks bebas, life style dan lain sebagainya, jelas itu bukan budaya/tradisi bangsa kita.

Hal ini kemudian menjadi tantangan bagi generasi muda, bagaimana bersikap bijak dan bertanggung jawab terhadap budayanya sendiri. Generasi muda patutnya bangga dan berusaha menghalau budaya-budaya luar yang mampu menggerus kearifan budaya lokal Indonesia.

Ini juga menjadi PR bagi pemerintah, bagaimana mengembalikan kesadaran dan perhatian generasi mudaya terhadap budaya bangsa ini. Bukan malah terus dicekoki pengaruh-pengaruh dari luar, karena memang kasus diatas tidak bisa sepenuhnya menyalahkan generasi yang melakukannya. Ada peran penting dari pemerintah untuk menangani pola piker remaja dewasa ini.

Dukungan dari orang tua juga penting dalam menerapkan nilai-nilai budaya lokal dalam keseharian anak-anaknya yang akan menjadi generasi penerus bangsa. Dan akan menumbuhkan kesadaran bagi mewujudkan tujuan bangsa yang melestarikan budaya/tradisi di Indonesia.

Banyak strategi yang bisa dilakukan dalam menunjang kesadaran dalam diri generasi muda di negri ini. Diantaranya menerapkan nilai-nilai budaya lokal dalam kanca pendidikan, baik formal maupun non-formal. Kini saatnya pemerintah terkait dalam hal ini. Memberikan ruang untuk kesadaran bersama bisa. Dapan mengedapankan budaya sebagai bentuk mewujudakan tradisi seperti memfasilitasi seni tradisional, bahasa, tarian tradisional dan sebagainya.



Dengan demikian, nilai-nilai kearifan budaya lokal tidak akan pudar dengan berjalannya waktu dan dapat bersaing di era globalisasi ini. Karena dengan menghargai budaya bangsa ini, dan menjaga nilai-nilai budaya lokal yang baik, sedikit demi sedikit moral generasi muda bangsa akan membaik dan berhati-hati terhadap pengaruh budaya luar yang merusak moral bangsa ini. Dengan kata lain, saya pribadi mengajak kepada generasi muda penerus bangsa, mari perjuangkan kebaikan dalam budaya negri ini sebagai bentuk cinta dan kasih saying terhadap bangsa, mulai dari diri sendiri, keluarga, teman, dan masyarakat lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline