Lihat ke Halaman Asli

Riza Hariati

Information addict

Kecurangan Bagian dari Demokrasi, Demikian Pula Hoaks

Diperbarui: 25 Juni 2019   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi membaca kabar hoaks. (pixabay/rawpixel)

Saya setuju sepenuhnya dengan pernyataan "Kecurangan Bagian dari Demokrasi", yang ditengarai disampaikan oleh Moeldoko dalam pembekalan saksi TKN, 20-21 Februari 2019 di Hotel El Royale.

Sebagaimana dikutip Antara, Kamis (20/6), Moeldoko menjelaskan bahwa, "Saya (waktu itu) mengatakan kepada (calon) saksi, hey hati-hati dalam sebuah demokrasi yang mengutamakan kebebasan maka kecurangan itu bisa saja terjadi, jadi kamu para saksi harus hati-hati."

Dan menurut saya, dia benar. Sebagaimana sebuah keluarga, terkadang ada anak nakal yang selalu membuat masalah, tapi tetap saja dia bagian dari keluarga itu.

Berdasarkan logika, saat kita menyatakan: Kecurangan Bagian dari Demokrasi maka yang terjadi: saat kita membunuh kecurangan, maka kita membunuh keutuhan demokrasi. Saat kita membunuh hoaks maka kita membunuh kecurangan. Saat kita membunuh mereka yang dianggap sebagai produsen hoaks maka kita membunuh hoaks. Yang berarti: Jadi saat kita membunuh mereka yang kita anggap sebagai produsen hoaks maka kita membunuh keutuhan demokrasi.

*) tentu saja kata "membunuh" di sini merupakan hiperbola yang lebay. But, you get what I'm saying.

Hoaks atau Berita bohong (KBBI) atau--sebagaimana yang dipopulerkan oleh Trump--Fake News, adalah bagian dari kehidupan kita sejak orang bisa bercerita. Berbagai tahayul dan legenda merupakan perwujudan dari hoaks ini, yang begitu kuatnya sehingga dibanyak tradisi malah dianggap sebagai kebenaran.

Alasan pembuatan hoaks bisa bermacam-macam, mulai dari sekedar untuk lucu-lucuan, untuk mempromosikan suatu ide atau produk, sampai hal-hal yang mengerikan, misalnya dengan sengaja ingin menghancurkan reputasi seseorang. Bahkan dalam skala besar hoaks bisa diproduksi untuk memulai suatu peperangan.

Note : Hoaks yang saya bahas disini hanyalah hoaks yang berkaitan dengan dunia politik bukan hoaks satir untuk lucu-lucuan.

Hoaks bisa terwujud dengan sengaja, karena dibayar sebagaimana buzzer kerak neraka, atau karena tidak sengaja, misalnya karena dari awal sebelum membuat berita, sudah mendapatkan data yang tidak akurat atau disebabkan analisa yang tidak tepat.

Percaya pada hoaks adalah hal yang manusiawi
Manusia tidak sempurna, pasti pernah melakukan kesalahan. Jadi adalah hal yang manusiawi saat orang menyimpulkan suatu pendapat yang salah atau sampai jatuh percaya pada hal yang salah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline