Seorang wanita kulit hitam berusia awal 20-an tahun berdiri dengan agak gelisah di ruang sidang lalu lintas. Di sebelahnya berdiri anak perempuannya yang berbaju garis-garis merah. Keduanya sedang menghadap hakim dalam persidangan lalulintas.
Suaminya duduk di belakang garis bersama orang-orang yang mengantri untuk disidangkan.
Hakim yang menyidangkan memerintahkan agar anak perempuan itu maju berdiri di sebelahnya dimimbar hakim. Dia ingin menanyakan kepadanya beberapa detail mengenai perkara yang sedang dihadapi Ibunya.
Setelah Hakim menanyakan beberapa pertanyaan awal, diketahui bahwa anak itu bernama Janice, berusia 6 tahun, bercita-cita menjadi guru setelah besar nanti.
"Bagus sekali," Kata Hakim, "Dengan begitu, nanti setelah besar kamu bisa menolong orang lain untuk mensejahterakan diri mereka 'kan?"
"Ya Pak," Sahut Janice malu-malu.
"Sekarang, maukah kamu membantu saya dalam menangani kasus Ibumu? Dan kamu harus adil dan jujur, dan bantu saya dalam kasus ini, OK?"
"Okay," Janice agak bingung, tapi cukup gembira. Ibunya diseberang cengar-cengir setengah geli setengah cemas.
"Ibumu parkir ditempat yang salah, dan dendanya $100 (Rp. 1.420.000)," Janice ternganga lebar. Jumlah yang sangat besar untuk keluarga mereka.
"Sampai sekarang dendanya masih belum dibayar," Hakim melanjutkan, "jadi ada tambahan penalti kepada denda ini. Sekarang mari kita dengarkan penjelasan Ibumu," beralih ke pada Ibu janice,"Sekarang jelaskanlah, kenapa sampai Anda dikenakan denda."