Mataram, NTB. Kawasan hutan menjadi pusat keanekaragaman hayati dan social budaya bagi masyarakat di sekitarnya. Suara burung yang saling bersahutan dan gemerisik dedaunan menjadikan hati rileks ketika di dalamnya. Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Rarung di Lombok Tengah, NTB memiliki ciri khas tersendiri yang menjadi potensi unggulan yaitu Bambu Tabah. Bambu Tabah bukan hanya sebagai sumber mata pencaharian berupa rebung, melainkan aktor penting konservasi di dalam suatu kawasan. pengelolaan ekologi dan sosial di sekitar kawasan hutan yang belum optimal dan terbatas menjadi alasan aksi nyata para alumni Green leadership Indonesia (GLI) dan Green Youth Movement (GYM) melalui project Laboratorium Ekologi dan Sosial (Ekososlab).
Riza Hamkary Salam, S.P., M.Si, alumni Magister Pertanian Lahan Kering Universitas Mataram sebagai penanggung jawab project di Nusa Tenggara Barat (NTB), kegiatan ini harus dimasifkan, baik dari segi edukasi maupun aksi nyata dan melibatkan semua alumni serta melibatkan komunitas yang bergerak di bidang lingkungan maupun sosial. Mengingat peran hutan bukan hanya berperan sebagai jantung suatu daerah tetapi sebagai sumber penghidupan masyarakat yang keberadaannya sangat penting untuk sama-sama dijaga dan dilestarikan.
Project Ekososlab merupakan salah satu program turunan dari Institut Hijau Indonesia yang berfokus pada pengembangan KHDTK khususnya pemberdayaan pemuda di sekitar kawasan hutan. Project tersebut berjalan di 4 Provinsi terpilih di Indonesia di antaranya yaitu Nusa Tenggara Barat, Riau, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan. Selain itu didukung penuh oleh Instansi pemerintah yang memiliki tanggung jawab di KHDTK Rarung yaitu BPSI LHK Mataram. Dalam hal ini telah dilakukan identifikasi awal secara kolaboratif untuk melihat kondisi eksisting baik dari segi sosial, ekologi, ekonomi, kelembagaan maupun potensi di Desa Pemepek dan Desa Karang Sidemen selama bulan Ramadhan 2024.
Berangkat dari hasil assessment tersebut dilakukan penyesuaian dan kolaborasi para alumni green younger untuk sama-sama berdampak di KHDTK Rarung khususnya Desa Pemepek. Green Younger tidak hanya sekedar berkumpul untuk edukasi tentang pentingnya kelestarian lingkungan, mereka juga berpartisipasi aktif dalam kegiatan pemuda dan koperasi. Setiap minggunya, mereka melakukan transfer knowledge bersama pengurus KHDTK dan pemuda dalam menyusun rencana kegiatan yang akan berlangsung selama bulan Mei hingga Desember. Selain itu, mereka mengagendakan kegiatan yang bervariasi seperti eduplay (Belajar dan bermain) Bersama anak-anak dan training of trainer pembuatan pupuk organik serta persemaian benih hortikultura dan lain-lain. Tujuan mereka sederhana: membantu masyarakat sekitar memahami dan mengaplikasikan teknik-teknik pertanian yang lebih berkelanjutan.
Dengan semangat gotong royong dan cinta alam, Green Younger terus berupaya mewujudkan lingkungan yang lestari dan masyarakat yang sejahtera. Aksi nyata mereka di KHDTK Rarung bukan hanya sekedar menjaga hutan, tetapi juga membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Jangan lupa untuk tetap stay tuned di media social Ekososlab (@ekososlab.id) karena akan ada open recruitment untuk peserta "Forestry Educamp" yang akan dilaunching oleh Bu Menteri KLHK Prof. Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc pada bulan Agustus 2024 mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H