Lihat ke Halaman Asli

RIZA FAHMI SUKMAWATI

Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

Diperbarui: 23 Oktober 2024   20:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Riza Fahmi Sukmawati

KONEKSI ANTAR MATERI
MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN
SEBAGAI PEMIMPIN
Tujuan Pembelajaran:
1.CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
2.CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.
Pertanyaan Pemantik
"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik"
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

1. Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
Tafsir dari kutipan pernyataan dari Bob Talbert adalah bahwa mendidik anak itu tidak hanya memberikan pendidikan yang untuk menunjang akademik saja akan tetapi  perlu menekankan pada pendidikan karakter anak sehingga dapat membentuk anak yang berjiwa sosial tinggi yang menjunjung tinggi jiwa dan nilai-nilai moral, etika, dan pemahaman tentang apa yang benar dan penting dalam hidup ini.


2. Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Dengan cara mengimplementasikan nilai-nilai kebajikan dalam pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita dapat menginspirasi orang disekitar kita untuk menjadi generasi yang peduli terhadap lingkungan.


3. Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
a.Dengan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan kondusif
b.Membangun hubungan yang baik dengan seluruh warga sekolah
c.Komunikasi yang efektif dengan murid
d.Memberi kesempatan kepada murid untuk menyampaikan pendapat
e.Menjalin kemitraan dengan orangtua siswa

4. Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Kutipan diatas memiliki makna yang dalam dan relevan dengan tujuan pendidikan secara keseluruhan bahwa pendidikan tidak hanya sebatas membekali murid dengan pengetahuan dan keterampilan akademik, tetapi juga tentang pengetahuan nilai-nilai moral yang harus mampu membentuk karakter dan nilai-nilai moral pada murid. Pendidikan berperan penting dalam membentuk karakter individu, sehingga mereka mampu membedakan antara yang benar dan salah, serta memiliki kesadaran untuk bertindak sesuai dengan nilai-nilai etika.

Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran


1.Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan semboyan Pratap Triloka (Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani) merupakan landasan yang kuat bagi seorang pemimpin pendidikan untuk mengambil keputusan yang bijaksana berdasarkan nilai-nilai universal. Filosofi Ki Hajar Dewantara adalah sebuah pandangan mendalam tentang pendidikan yang berakar pada budaya dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sedangkan Pratap Triloka adalah semboyan atau pedoman hidup yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional Indonesia. Oleh karena itu filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka mengajarkan kita bahwa pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin harus berbasis nilai-nilai kebajikan, berorientasi kepentingan bersama dan bersifat demokratis.

2.Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, baik yang berasal dari keluarga, agama, budaya, maupun pengalaman pribadi, memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap prinsip-prinsip yang kita gunakan dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai ini membentuk semacam petunjuk moral yang memandu kita dalam memilih tindakan yang sesuai dengan keyakinan dan prinsip-prinsip hidup kita. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk kerangka berpikir tentang apa yang salah dan benar, menentukkan prioritas utama mana dulu yang akan dilakukan, mengontrol emosi dan membentuk identitas diri.

3.Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.
Kegiatan coaching memilki peran yang sangat penting dalam membantu individu untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan mereka. Dengan kegiatan coaching individu dapat mengevaluasi keputusan yang telah diambil, mengidentifikasi pola pikir yang mendasari keputusan mereka, dan mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang lebih baik.

4.Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap pengambilan keputusan, terutama dalam menghadapi dilema etika. Guru yang memahami emosi dan nilai-nilai pribadinya akan lebih mudah mengenali potensi bias atau kepentingan pribadi yang mungkin mempengaruhi keputusan mereka. Dengan mengelola emosi dengan baik, guru dapat berpikir jernih dan objektif dalam menghadapi situasi sulit. Guru yang memiliki kesadaran sosial emosional yang tinggi akan lebih mampu mengambil keputusan yang etis, adil, dan bijaksana. Mereka akan mampu melihat situasi dari berbagai sudut pandang, mempertimbangkan dampak dari setiap keputusan, dan membuat pilihan yang terbaik bagi semua pihak yang terlibat.

5.Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika akan selalu kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik. Hal ini karena nilai-nilai inilah yang menjadi landasan bagi seorang pendidik dalam mengambil keputusan, terutama ketika dihadapkan pada situasi yang kompleks dan penuh dilema.

6.Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat merupakan kunci lingkungan yang positif. Lingkungan yang positif akan tercipta suasana belajar yang nyaman bagi peserta didik sehingga sebagai guru harus mampu mengambil keputusan yang adil dan bijaksana dalam menyelesaikan konflik yang terjadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline