Lihat ke Halaman Asli

Ibu Guru Itu Menggurui Saya

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Pagi ini saya menemukan sebuah pelajaran berharga tentang penggunaan kata dari seorang ibu yang berasal dari Sidoarjo. Ini meyakinkan saya bahwa saya dapat belajar dari siapapun dan kapanpun saja. So, menegaskan kembali bahwa kehidupan ini adalah tempat untuk belajar, belajar, dan belajar apa saja.

Ibu itu berdiskusivia facebook dengan saya tentang bagaimana cara membangkitkan minat untuk menulis. Bla…bla…bla…dengan gaya menggurui atau seolah-olah penulis handal saya beri semangat dan semangat ibu itu untuk bisa menulis. Padahal sebenarnya dia sudah jago menulis. Karena dari pengakuannya sendiri, sedari kecil dia sudah suka menulis.

Tapi masalahnya sekarang dia tak punya waktu untuk menulis, intensitasnya menurun sejak di SMA hingga semester 4 dia kuliah. Setelah itu menulis sedikit-sedikit sampai sekarang. Problemnya adalah kesibukan yang menyita.

Di saat belajar yang sok online ini, tiba-tiba keluar di layar chat room kata “merubah” yang terselip dalam satu kalimat yang ditulis saya. Ibu itu bilang kalau kata yang benar itu bukan “merubah” tetapi mengubah. Oh…sensitifitas berbahasanya muncul. Maklum ibu itu adalah seorang guru bahasa Indonesia. Weks….

Saya terima dengan senang hati koreksi ini. Karena saya merasakan betul, kalau koreksi yang diberikan langsung akan lebih membekas pada diri saya. Saya akan teringat terus tentang itu.

Penasaran dengan sebarapa banyak saya telah menggunakan kata yang salah itu, maka saya cek di Wordpress saya. Dari 460-an lebih tulisan, “cuma” lima belas tulisan yang ada kata merubahnya. Lumayanlah tidak banyak amat-amat.

Tulisan paling akhir yang memuat kata merubah dalam blog saya itu pun bukan benar-benar dari saya. Karena saya hanya mengutip teks aslinya tanpa mengubah sedikitpun twit-nya Tifatul Sembiring yang saya kutip tentang jabat tangannya dia dengan Michelle Obama.

Pada akhirnya, mulai hari ini saya akan merubah—eh maaf salah—mengubah pengetahuan saya tentang penggunaan kata merubah dan mengubah. Sekali lagi yang betul adalah mengubah bukan merubah. Silakan Anda cek sendiri di Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring.

Bu Guru, terima kasih Bu atas pengajarannya. Alih-alih Ibu yang belajar kepada saya, sayalah yang ternyata banyak belajar dari Ibu. Saya pikir kalau tulisan ini pun disodorkan kepada Ibu, belum tentu saya dapat nilai 6.

Bu Guru, terimakasih telah menginspirasi saya. Terimakasih pula telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menghasilkan karya ini. Dan…

Bu Guru…terimakasih telah menggurui saya.

Sejuta tabik untuk Ibu.

***

Tags: tiffatul sembiring, michelle obama, lailatul kodar, kbbi, kbbi daring, pusat bahasa, glosarium, merubah, mengubah, eyd, ejaan yang disempurnakan,

Riza Almanfaluthi

dedaunan di ranting cemara

guru itu digugu dan ditiru

08.0305 Desember 2010.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline