Lihat ke Halaman Asli

Timnas U-19 Juara, Kutukan Adu Penalti Berakhir

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Timnas Indonesia u-19 merayakan gelar juara (republika online)

[caption id="" align="aligncenter" width="465" caption="Timnas Indonesia u-19 merayakan gelar juara (republika online)"][/caption]

Suka cita langsung terlihat usai Ilham Udin Armaiyn sukses menceploskan bola ke gawang Vietnam pada drama adu penalti yang menegangkan di final Piala AFF U-19 kemarin malam. Para pemain dan pelatih tim Garuda Muda berlarian ke tengah lapangan merayakan keberhasilan mereka menjadi juara event ini untuk pertama kalinya.

Suporter yang langsung hadir di Stadion Gelora Delta Sidoarjo juga tak kalah girang. Sorak sorai nyanyian dan tepuk tangan menambah riuh pesta kemenangan Indonesia. Saya-dan jutaan masyarakat Indonesia lain-yang tidak datang langsung ke Sidoarjo dan hanya menyaksikan lewat TV pun dapat merasakan kegembiraan yang sama. Ya, momen itu akhirnya datang juga: JUARA!!

Berkali-kali kesempatan menjadi juara datang, namun berkali-kali juga kesempatan itu hilang. Kesabaran rakyat Indonesia yang orang-orang luar bilang terkenal penyabar dan ramah itu benar-benar sedang diuji. Bukan hanya setahun, lima tahun, atau sepuluh tahun. Tapi 20 tahun! Jadi janganlah heran, setelah penantian yang sangat-amat-panjang tersebut euforianya kemenangan ini begitu luar biasa. Senang sekali bisul itu akhirnya pecah juga setelah menanti selama 20 tahun.

Kutukan Adu Penalti

Kemenangan lewat adu penalti atas Vietnam menjadi hal yang pantas untuk disyukuri. Bagaimana tidak, berkali-kali timnas kita-di semua level umur-nampak tidak pernah bejo jika akhirnya pemenang pertandingan harus ditentukan lewat adu penalti. Teringat memori tahun 2002 lalu, ketika timnas senior Indonesia berhadapan dengan Thailand pada pertandingan Final Piala Tiger (saat ini dikenal dengan nama Piala AFF).

Tim Garuda, yang saat itu bertindak sebagai tuan rumah akhirnya harus mengakui keunggulan Tim Gajah Putih lewat drama adu penalti. Akhir yang sangat anti klimaks mengingat sebelumnya pada pertandingan 90 menit Bambang Pamungkas dkk. dengan semangat juang tinggi sempat membuat Thailand terkaget-kaget setelah tim Merah Putih mampu menyamakan kedudukan setelah sempat tertinggal dua gol. Menyakitkan memang, tapi optimisme untuk juara di lain waktu harus terus dijaga.

Harapan itu datang lagi. Di level U-23, timnas muda bermain dengan sangat meyakinkan ketika SEA Games 2011. Duet penyerang asal Papua, Tibo-Wanggai, benar-benar menjadi momok yang menakutkan bagi tim lain. Sampai akhirnya tim asuhan Rahmad Darmawan ini sampai ke babak final untuk menantang Malaysia.

Niat ingin revans atas kekalahan timnas senior di final Piala AFF 2010 ternyata tidak semulus yang diharapkan. Skor 1-1 bertahan hingga 120 menit pertandingan. Tidak bisa tidak, adu penalti lagi-lagi harus jadi penentu. Sejarah pun terulang lagi. Malaysia sekali lagi mampu mengalahkan Indonesia sekaligus merebut emas keduanya secara berturut-turut di cabang sepak bola SEA Games.

Ketidak-bejo-an timnas berlanjut di final Piala AFF U-16 beberapa waktu lalu. Sebenarnya tanda-tanda buruk sudah dapat terlihat di waktu normal 90 menit. Setelah susah payah menjaga keunggulan 1-0 atas malaysia selama 90 menit, kemenangan didepan mata harus sirna setalah Malaysia menyamakan kedudukan di detik-detik akhir injury time.

Kembali adu penalti menjadi momok, dan mungkin yang ini lebih membuat harmonisasi hati pendukung timnas lebih terganggu. Bagaimana tidak, sempat unggul 2-0 dan tinggal membutuhkan satu gol lagi untuk memastikan diri menjadi juara, harapan itu lagi-lagi harus sirna setelah secara menyakitkan tim Harimau Malaya mampu membalikkan keadaan. Malaysia berhasil menjadi juara satu, dan Indonesia-kembali-harus puas menjadi runner-up.

Ketika timnas U-19 kemarin harus menentukan nasibnya lewat adu penalti, tentu ini menjadi keadaan yang sangat mencemaskan. Namun, Alhamdulillah, berkat doa dari jutaan rakyat Indonesia-terima kasih kepada bung komentator yang berkali-kali mengingatkan kita untuk terus berdoa-akhirnya kutukan itu lepas juga. Sempat tertinggal akibat dua eksekutor gagal, namun semua berakhir dengan happy ending. Sang kapten Evan Dimas berhasil mengangkat tinggi-tinggi piala sebagai bukti kemenangan timnas di pertandingan itu.

Sebuah kemenangan yang manis. Kemenangan yang menjadi bukti bahwa kekalahan yang timnas Garuda derita di tahun-tahun kemarin hanyalah kemenangan yang tertunda. Cuma saya berharap, di tahun-tahun mendatang tolong ya tertundanya jangan kelamaan kaya gini lagi. Hehe. Terus terbang tinggi garudaku!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline