Sementara ancaman pandemi yang mereda di beberapa daerah, krisis iklim malah menjulang sebagai bencana global berikutnya. Untuk menyiapkan diri terhadap krisis atau perubahan iklim di muka bumi, banyak terlahir organisasi dan aktivis di seluruh dunia untuk mencegah terjadinya krisis iklim. Salah satunya adalah Kpop4Planet, sebuah komunitas penggemar K-pop yang terus mendesak para pemimpin dunia agar mengambil tindakan nyata dalam melindungi hutan untuk mengurangi emisi global.
Kpop4planet yang terjun menjadi komunitas pada Maret 2021 lalu sudah mengadakan beberapa aksi iklim dalam bentuk petisi dan kolaborasi dengan berbagai penggemar K-Pop. Didirikan oleh seorang penggemar grup EXO, komunitas ini akan berfokus pada peningkatan kesadaran di kalangan komunitas K-Pop. "Kpop4Planet adalah komunitas yang kami buat untuk mereka yang menikmati musik K-pop dan juga memiliki keinginan untuk bersama-sama memperjuangkan keadilan iklim," ujar Nurul Sarifah, penggagas Kpop4Planet.
Dengan kekuatan penggemar global, Sarifah ingin berkampanye meminta pemerintah, bisnis, dan diri sendiri sebagai warga dunia untuk mengambil tindakan yang lebih maju serta tidak membatasi masyarakat untuk berbicara tentang industri hiburan.
Kpop4Planet bukan hanya tentang para penggemar yang berkumpul untuk mengangkat suara mereka tetapi juga tentang memanggil industri hiburan yang menjadi bagian dari grup favorit mereka. Salah satu kampanye yang digerakan oleh Kpop4Planet adalah "No K-POP on a Dead Planet". Ini menyerukan tindakan dari perusahaan hiburan K-POP tentang darurat krisis iklim.
"Kita bawa tagline No K-Pop on a Dead Planet bahwa tidak akan ada K-Pop di planet yang mati, itu juga menunjukkan bahwa kepentingan krisis iklim ini juga sangat berdampak untuk semua orang termasuk penggemar K-Pop itu sendiri," jelasnya.
Komunitas tersebut telah mengumpulkan beberapa rekomendasi untuk perusahaan hiburan. Mulai dari meminimalkan penggunaan dan konsumsi plastik dalam memproduksi barang hingga menggunakan opsi rendah karbon untuk konser dan tur. Pada 2 November, lebih dari 12.000 penggemar telah mendaftar ke kampanye komunitas ini. Salah satu petisi mereka adalah meminta penghentian pembangunan pabrik batu bara di dekat pantai di mana sampul album BTS 'Billboard No. 1 Hit' Butter' diambil. Yang lainnya adalah meminta Tokopedia, perusahaan e-commerce papan atas Indonesia, untuk mengadopsi energi terbarukan pada tahun 2030.
"Dengan mengumumkan aksi iklim ini, kami yakin perusahaan akan membuat dampak besar untuk mendorong penggemar dan idola bergabung dalam aksi iklim untuk perubahan positif menuju industri K-POP yang berkelanjutan," ujarnya.
Penggemar banyak grup K-pop juga dikenal cukup sadar sosial. Selama tahun 2020, gerakan global #BlackLivesMatter, penggemar grup BTS, ARMY mengumpulkan hampir $1 juta untuk gerakan tersebut. Dilihat lebih dekat, pada tahun 2018, EXO-L Afrika Selatan menanam 40 pohon atas nama EXO.
Sarifah mengatakan banyak dari gerakan sosial ini hanya dikenal di kalangan penggemar. Dengan komunitas tersebut, dia dan orang lain yang terlibat ingin meningkatkan jangkauan gerakan kampanye ini. "Itulah mengapa kami memulai platform ini dengan harapan dapat membantu orang lain melihatnya dari perspektif yang berbeda dan mematahkan stereotip penggemar K-Pop," lanjutnya.
Menurutnya, krisis iklim sangat penting karena generasi ini sedang menghadapi krisis iklim dan solidaritas lintas batas sangat penting karena aksi kolaborasi semacam ini sangat dibutuhkan untuk krisis iklim. Dia percaya bahwa jika jutaan penggemar di seluruh dunia bersatu untuk planet ini, kita akan menjadi suara terkuat dalam komunitas iklim.
Salah satu pengikut Kpop4Planet, Jenni Rayanti, mengaku merasa tertarik dengan komunitas ini saat disinggung oleh grup korea BTS di sidang umum PBB soal perubahan iklim tahun lalu. Menurutnya, hal ini merupakan suatu gebrakan baru untuk membangun citra baik para K-Popers dimata dunia karena ada banyak program yang di gerakan oleh komunitas ini.