Lihat ke Halaman Asli

Arisman Riyardi

its me! hey...

Menginspirasi, Proses Awal Sineas Perempuan Kendalikan Perfilman Indonesia

Diperbarui: 23 Mei 2017   19:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Piala citra itu pun memang pantas diberikan kepada Cut Mini seiring pertanyaan saya “bagaimana bisa Athirah begitu pintar menahan emosinya?”. Kemudian Cinta pun hadir menambah pertanyaan saya, “apa jadinya tanpa Kartini?” yang meskipun dalam film saya masih melihat Dian Sastro menjadi sosok lainnya. Meskipun di kepala saya masih menyimpan kesan betapa indahnya Ale dan Anya membuka film Critical Eleven saat ini, Ika Natassa berhasil membuat pondasi cerita yang begitu kuat. Hingga pada akhirnya saya teringat yang dikatakan salah satu aktor tanah air, “suarakan film-film yang kalian tonton dengan sebanyak-banyaknya wawasan yang kalian miliki. Konsistensi akan merangkulmu ke tempat yang lebih terhormat, terus mengkritik sama dengan terus berkarya. Dengan catatan, kritikanmu membangun bukan lagi menjatuhkan, mengingatkan bukan penghinaan. Sebab film seyogyanya bukan untuk dilombakan tapi untuk diapresiasi”.

   “Perkembangan film akhir ini terbilang pesat, perkembangannya bagus sekali dan semakin beragam” ucap Mba Swastika Nohara, Script writer film Cahaya dari Timur dan 3 Srikandi, dalam acara yang digagas oleh Kompasianers Only Movie Enthus(I)ast Klub (KOMIK) beberapa waktu lalu, bertajuk ‘Saatnya Sineas Perempuan Pegang Kendali Di Kancah Film Nasional’ dengan menggandeng Bank Danamon dan turut mengundang bintang tamu lainnya yaitu Balda Zain Fauziyah seorang Blogger Film, acara ini pun sukses digelar di Lau’s Kopitiam Setiabudi One, Jl. H.Rasuna Said, Jakarta.

#KamisKeBioskop adalah salah satu ukuran berkembangnya film tanah air saat ini menurut saya, dimana tiap hari kamis pasti ada saja film dalam negeri yang siap menghibur mereka yang datang ke Bioskop untuk menonton, “dan juga banyak genre-genre baru yang hadir di film Indonesia saat ini” kata Balda, benar adanya demikian, beragam genre pun hadir juga meramaikan. Tapi jangan salah, film luar pun juga banyak menyerang, dan untungnya film kita bisa bersaing meskipun belum banyak dan ada beberapa PR yang perlu diperhatikan untuk mencapai persaingan tersebut.

Lalu ketika mengaitkan dengan tema dan fenomena belakangan ini, bagaimana peran perempuan menurut kalian di industri film tanah air? Sebuah pertanyaan yang cukup sulit, dan untungnya saya bisa hadir diacara tersebut. “Berbicara tentang perempuan adalah sesuatu yang luas sekali” kata Balda, terlihat dari film-film bertema perempuan sekarang, makanya dalam film penggambaran tentang wanita bisa dibungkus dengan berbeda, contohnya film kartini dengan sudut yang berbeda, athirah yg terkukung, terus yang bertemakan ‘kekinian’ itu seperti labuan hati dan trinity the naked traveler.

Pertanyaan selanjutnya, sudahkah perempuan berkontribusi? Jelas sudah sekali, meskipun kita pasti tak melihat nama mereka karena kita sudah meninggalkan bioskop, nama mereka hanya sekilas dan itu pun ada di akhir film. Menurut Balda, hal tersebut dilihat dengan adanya Sutradara, Penulis dan Artis perempuan yang sudah banyak terlibat di film. Dan jika melihat jauh dibelakang layar ternyata banyak loh perempuan dibelakang layar, “kita mungkin tak tahu, tapi kru film sudah banyak loh yang perempuan, meskipun nama mereka hanya hadir beberapa detik saja di akhir film, tapi kontribusi mereka sangat besar untuk sebuah kesuksesan film” tutup mba Swastika.

Tapi bisa gak sih kita menulis sebuah review film ? Bisa banget, saya pun menulis dan pada acara tesebut pula Balda yang biasa menulis dari Ulasanfilm21 memberikan tipsnya, apa saja?

-PASTIKAN KALIAN SUKA NONTON, kita boleh banget mengomentari setelah menonotn karena itu menandakan kita lebih mengapresiasi, daripada mengomentari tapi tidak nonton. Itu yang salah

-TULISKAN ALASAN KALIAN MENONTON FILM TERSEBUT, dan sisipkanlah pengalaman pribadi, pasti lebih seru.

-BOLEH SISIPKAN SEDIKIT SINOPSIS, namun boleh sih tidak, jika takut kebablasan/spoiler.

-GUNAKAN BAHASA YANG NYAMAN, buat tulisan semengalir mungkin dengan bahasa yang nyaman menurut kita “menulis review sama dengan menulis esay namun dengan bahasa kita sendiri” kata dosen nya kak Balda dulu, hehe.

-SINEMATOGRAFI, orang yang sering nonton dan suka nonton pasti sudah terbiasa, sudah tahu mana pengambilan gambar yang bagus dan tidak meskipun tak mengerti tentang sinematografi film secara khusus. Nah, buat kalian yang tak mengerti tak perlu bingung, tuliskan saya menurut kalian bagaimana baik dan buruknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline