Lihat ke Halaman Asli

Pak Ahok dan Bir: Salahnya Dimana?

Diperbarui: 13 April 2016   16:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Untuk Pak Ahok  dan Teman-temannya,

Terus terang saya resah dan gelisah juga saat menulis ini. Namun rasa ingin saya ternyata lebih besar dari ketakutan semisal nantinya Bapak bilang saya sinting, gila, atau bahkan anda tempeleng dan pecat saya. Lebih-lebih hujatan dari para pendukung Bapak . Tapi sudahlah, saya kadung gemes. Gemes ingin menyampaikan unek-unek saya kepada Bapak dan Teman-teman Bapak itu. Btw, apakah bapak mengakui mereka semua sebagai teman? Pernah curhat bareng?, ngopi bareng?, atau pernah bapak minjemi mereka duit saat akhir bulan?.

Tanpa maksud membawa SARA, saya terus terang gemes sekali saat Bapak bilang “Kami punya saham, lanjut saja. Bir salahnya di mana sih? Ada enggak orang mati karena minum bir? Orang mati kan karena minum oplosan cap topi miring-lah, atau minum spiritus campur air kelapa. Saya kasih tahu, kalau kamu susah kencing, disuruh minum bir, lho.”  

Heeemmmm, apakah ini alasan kenapa TemanAhok dipelintir banyak orang menjadi TemanMabok. Saya hanya menduga-duga.

Bir salahnya dimana?

Apakah Bapak mengetahui kalau 85% penduduk Negara ini adalah umat Islam?. Jujur saja saya pengagum Bapak, banyak prestasi Bapak. Tak perlulah saya sebutkan.  Teman Ahok sudah sering bilang di media sosial.

Bapak iku Gubernur, representasi sebuah Provinsi besar, Jakarta, yang merepresentasikan Negara Indonesia. Tanpa membawa-bawa Agama, tapi sudah sepantasnya Bapak memahami berapa banyak warga Muslim yang Bapak pimpin. Sebuah keharusan Bapak menghargai perbedaan itu.

Tenggang rasa antar umat beragama Pak. Apakah Bapak sudah melupakan pelajaran PPKN saat SD itu?. Bukankah kita selalu diajarkan agar mematikan radio saat mendengar Adzan. Tidak bermain sepeda di hari Minggu di Gereja meski halamannya luas.

Bukan perkara salah atau benar Pak. Bir memang tidak dilarang oleh Negara kita. Tapi bir dilarang oleh hukum Islam Pak. Dengan jumlah orang Islam sebanyak 85% lebih di Negara ini, apakah elok dan etis Bapak berkata begitu?.

Yah walaupun kalau Bapak menyuruh saya menuntut ke pengadilan terkait hal ini, saya sendiri ngga tau pak. Lebih ke urusan menjaga perasaan Pak. Saya mah apa Pak.

Bagi saya, Bapak kan pemimpin kita semua, bukan pemimpin golongan tertentu. Jadi, Bapak harus tahu kalau Bir itu salahnya dimana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline