Lihat ke Halaman Asli

Bruner, Kurikulum Spiral, dan Soal Pola Kalimat

Diperbarui: 12 November 2022   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apa jawaban yang akan Anda berikan ketika pada  Anda diajukan  pertanyaan demikian :

Cermati kalimat berikut ini : Ketika aku sedang tidak merasa baik-baik saja, seorang lelaki datang menghampiri dan menanyakan ke mana jalan menuju stasiun Bekasi karena dia harus tiba di sana tepat pukul 14.00 pada Jumat, 4 November 2022 nanti.

a. Tentukan pola kalimat tersebut!

b. Tentukan berapa klausa yang terdapat di dalamnya!

Bagaimana? Mudah bukan menjawabnya? (Ah, saya teringat nada dalam slogan yang digunakan Bu Siska Soewitomo dalam acara memasak yang pernah dibawakannya.)

Sebagian di antara Anda mungkin dengan mudah memberikan jawaban, tapi mungkin juga tidak sedikit di antara Anda mengalami kesulitan untuk menjawabnya.

Mari kita analisis, mengapa Anda mengalami kesulitan dalam menjawab soal tersebut.

Pertama, Anda tidak akan mampu menentukan pola kalimat jika Anda tidak memahami apa yang dimaksud pola kalimat dan tidak mampu menentukan mana subjek, predikat, objek dan keterangan. Kedua, jika penentuan pola kalimat Anda gagal, maka sudah pasti pertanyaan nomor dua tidak akan mampu Anda jawab dengan benar karena untuk mengetahu berapa klausa dalam kalimat tersebut, Anda harus mampu menentukan terlebih dahulu pola kalimatnya.  Artinya, soal nomor satu dan nomor dua adalah satu rangkaian yang akan hanya bisa dijawab jika salah satu tahap pemerolehan pengetahuan telah terlalui dengan sempurna.

Kurikulum spiral Bruner menuntut guru untuk memberi materi pelajaran bertahap dari yang sederhana ke yang kompleks. Materi yang telah diberikan sebelumnya,  akan dimunculkan kembali pada pertemuan berikutnya secara terintegrasi di dalam suatu materi baru yang lebih kompleks. Demikian seterusnya sehingga akhirnya siswa  dapat menguasai materi secara utuh.

Contoh soal di atas tentu saja membutuhkan latihan yang harus kerap diperlakukan berulang pada siswa karena jika tidak, siswa tidak akan mampu menguasai pemahaman tentang pola kalimat dan akhirnya tidak mampu menentukan jumlah klausa (khusus pada contoh soal yang saya tuliskan di atas). Kebetulan - selalu ada kebetulan- materi kebahasan selalu ada dalam materi bahasa Indonesia sehingga pengulangan latihan itu bisa dilakukan.

 Perlu dicatat, penerapan Teori Bruner di dalam kelas membutuhkan waktu yang cukup lama dan ini kadang terbentur dengan tuntutan kurikulum yang mengharuskan guru sudah menyelesaikan target pembelajaran pada waktu tertentu. Semoga Kurikulum Merdeka memberi ruang bagi guru untuk dapat merdeka menjadi Bruner-Bruner baru di kelas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline