Lihat ke Halaman Asli

Ketika Dignity Sang Koboi Terusik

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Aksi koboi palmerah ini banyak mendapat perhatian dari masyarakat dalam 2 hari terakhir ini,  ya ini semua tak lepas salah satunya dari  2 tv berita yang sangat getol mengabarkan berita ini, sampai sampai , video- video lainnya yg berkaitan antara aparat vs sipil pun ditayangkan kembali ke masyarakt luas.

Namun kali ini saya ingin melihat berita ini dari perspektif berbeda karena dari berita yang berkembang saat Berita aparat koboi ini terlihat sekali menyudutkan anggota tni terutama tni angkatan darat, dari semua pemberitaan keseluruhan menuduh bahwa si  “Kapten A” lah yang bersalah, sedangkan si pemotor yang menjadi “korban” tidak ada satu stasiun tv pun yang mengkroscek kepadanya.

Dan si Berikut isi surat dari Kapten A yang dilansir oleh Kasubdit Penum TNI AD, Kolonel Zaenal Muttaqin tersebut:

Senin tanggal 30 April 2012, sekitar pukul 14.00 WIB, saya berniat akan menjemput orang tua di Bandara Soekarno-Hatta. Saat melintas di Palmerah, situasi jalan raya sedikit tersendat. Saya pelan-pelan ambil jalur kiri, kemudian tiba-tiba kaca jendela saya diketuk oleh pengendara motor.

Saya buka jendela mobil saya, terus dia bilang, "Jangan mentang-mentang aparat terus seenaknya saja ambil jalur." Saya kaget, dan turun dari mobil, dan menanyakan apa masalahanya.

Saya pikir ada yang terserempet, ternyata tidak. Karena tidak ada permasalahan yang berarti., saya berniat meninggalkan dia dan kembali ke mobil. Karena kalau saya terlambat, saya takut jantungnya bermasalah. Namun ketika menyalakan mobil, pintu mobil saya ditendang dan jendela kembali digedor. Lalu saya langsung keluar.

Jika isi surat tersebut benar adanya, apakah seseorang tidak boleh marah?,  apakah ketika dignity seseorang terusik ia akan diam saja? Tentu saja tidak, dan reaksi yang dikeluarkan si Kapten pun saya pikir wajar, walau saya masih janggal dengan keterangan bahwa senjata yang dipakai airsoftgun, setau saya airsoftgun rata-rata bertipe laras panjang bukan pendek.

Ya semoga kasus ini cepat selesai dan berita yang dikeluarkan oleh media baik cetak, maupun elektronik bisa lebih berimbang dalam penyampaiannya agar tidak ada pihak yang dirugikan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline