Lihat ke Halaman Asli

Semangat Indonesia, atau Semangat Kedaerahan?

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tadi siang di kelas, saat kami sedang berdiskusi tentang Keanekaragaman suku Indonesia, entah kenapa salah satu temanku yg berasal dari malang berkata “Suku jawa mendominasi seluruh suku di Indonesia, mulai dari presiden sampai tukang cendol, kalian bisa melihat suku jawa disana”, dan pernyataan itu pun ditanggapi teman yang lain yg berasal dari padang, mengatakan bahwa “suku padang juga dominan diseluruhIndonesia, kamu bisa lihat sudah berapa banyak suku minang yang menjadi intelektual negeri ini, dan bagaimana kuatnya jaringan RM Padang”, kalimat terakhirnya membuat seisi kelas riuh rendah.

Tiba tiba seorang teman dari papua pun nyeletuk dengan mengatakan “mungkin suku suku kalian hebat dan menyebar diseluruh Indonesia, dan tidak sedikit yang menjadi petinggi negeri ini, tapi coba lihat berapa persen sumbangan mereka untuk Indonesia timur,terutama papua?”,

Deg.., serasa ada sengatan listrik entah dari mana, kami semua terdiam, bertanya pada diri sendiri, dimana letak suku yang kita banggakan tadi? apakah seegois itu suku kita masing-masing? Masih banyak daerah daerah yang jauh dari ibukota tidak terperhatikan kesejahteraannya, semuanya hanya sibuk membangun daerahnya sendiri, sementara yang lain terlupakan.

Dan saat menulis ini saya pun berfikir, mungkin kita sangat bangga dengan suku suku kita baik itu aceh, minang,batak,sunda,jawa,ambon,papua,bugis dan lainnya, tapi apakah kita masih akan terkungkung akan kesukuan kita? Masih mengedepankan sukuisme dalam keseharian kita? . Seharusnya kalimat Bhineka Tunggal Ika yang telah ditetapkan para pendiri bangsa itu bisa merasuk dan menjadi kegiatan dalam keseharian kita,

Mungkin masih banyak orang yang berkata suku mereka lebih baik dari suku lainnya, tapi seharusnya kita juga sadar bahwa suku seharusnya tidak menjadi penghalang untuk meningkatkan rasa Keindonesiaan kita, bukan Kedaerahan kita. Namun tentu saja bukan berarti kita melupakan kedaerahan kita, melainkan kita tetap melestarikan budaya daerah sendiri untuk semakin memperkaya

Indonesia, bukan sebaliknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline