**Hujan Menenangkan**
Di kala awan menggulung cerita,
Langit membuka tirai pertunjukan,
Titik-titik jatuh berirama,
Membawa ketenangan pada jiwa yang gersang.
Daun-daun menari, basah oleh pelukan hujan,
Setiap tetes membisikkan kata,
Menyusuri jendela, membelai dinding,
Merdu dalam senyap, lirih dan mengayun.
Aspal yang hitam, terbasi oleh kilauan,
Mengkilap bagai cermin dunia lain,
Pantulan lampu-lampu kota,
Bagaikan bintang jatuh ke bumi.
Angin sepoi membawa hembusan dingin,
Memeluk erat, mengusir kepenatan,
Dunia seakan memperlambat langkahnya,
Menghargai detik, menghormati ketenangan.
Hujan, oh hujan, penenang hati,
Kau datang dan pergi sesukamu,
Namun setiap kedatanganmu,
Seperti sahabat lama yang mengerti.
Di bawah tudung langit yang kelabu,
Ada kesunyian yang indah, tidak terucap,
Di sana kita menemukan kedamaian,
Dalam resital tetes hujan, kita menemukan diri.
...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H