KETIKA SEORANG PATAH HATI
Deretan kopi itu terpampang rapih
Pada etalase aku menepih
Ku-sentuh dan ku-resapi aroma kopi itu
Sebelum di sajikan untukku bahkan untukmu
Ku-pilih kopi arabika di ujung meja saji barista
Kusaksikan secara seksama
bentuk penyajianya penuh seni dan penuh rupa
Semoga ujung lidahku menyukainya
Belum sempat aku nikmati segelas kopi
Dinginya perlahan-lahan mulai menyelimuti
Karena tatapan mata seorang gadis
Di belut sapaan yang sangat manis
Kini tersisa hanyalah sisa
Pada rasa aku kembali sia-sia
Kepadamu, aku secepat itu jatuh cinta
kepadamu, aku secepat itu menyeruput luka...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H