Lihat ke Halaman Asli

Mimpi Bu Risma dan Gayanya Memimpin Surabaya

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13939025741074516281

[caption id="attachment_298404" align="alignnone" width="300" caption="Tri Rismaharini | Foto: Antara"][/caption]

Keselarasan antara tutur dan laku akan melahirkan kepercayaan yang luar biasa. Jujur dalam ucapan dan tindakan adalah modal utama yang dibutuhkan seorang pemimpin untuk menjaga langgengnya kepemimpinan yang sedang diembannya. Dua kalimat itu sangat tepat untuk mewakili kesan yang bisa saya sampaikan tentang Bu Risma.

Saya hanya seorang ibu rumah tangga. Saya tidak mengenal Bu Risma secara pribadi, apalagi pernah bertemu dengan beliau. Namun pemberitaan yang banyak di media tentang Bu Risma cukup menyita sejenak perhatian saya. Apalagi setelah saya tanpa sengaja menyaksikan tayangan di televisi yang berisi dialog bersama Bu Risma. Saya jadi tertarik untuk mengetahui kiprah beliau sebagai orang nomor satu di kota Surabaya itu.

Bu Risma, begitulah pemilik nama Tri Rismaharini ini biasa disapa. Menjabat sebagai wali kota Surabaya sejak 28 September 2010. Beliau tercatat sebagai wali kota perempuan pertama di Surabaya dan wali kota perempuan pertama di Indonesia yang terpilih melalui Pilkada (pemilihan kepala daerah) di era reformasi. Hmm, Bu Risma memang hebat, beliau berani terjun ke kancah politik yang umumnya didominasi para pria.

Pertama melihat Bu Risma di televisi, saya melihat Bu Risma sebagaimana perempuan Indonesia pada umumnya, secara fisik tentunya. Sebagai warga Indonesia yang saat ini berdomisili di Tangerang Selatan, komentar saya tentang Bu Risma pertama kali adalah beliau tidak secantik Ibu Airin Rahmi Diany, wali kota Tangerang Selatan saat ini. Tapi tunggu dulu, kecantikan bukanlah ukuran terhadap baik dan tidaknya seseorang.

Apa yang dilakukan Bu Risma selama menjabat sebagai wali kota Surabaya telah memancarkan aura tersendiri bagi beliau. Inner beauty terlihat jelas dari Bu Risma. Kecantikan alami yang muncul dari tutur kata yang sejalan dengan tindakan beliau. Berbeda jauh dengan kesan yang bisa saya lihat dari kecantikan wajah para politisi perempuan yang telah terbukti terlibat korupsi.

Kembali pada Bu Risma dan dialognya dengan presenter terkenal di salah satu stasiun televisi. Apa yang disampaikan Bu Risma mungkin biasa. Namun, kejujurannya membuat apa yang diucapkan Bu Risma mengalir dengan indah. Jauh dari kesan dibuat-buat, apalagi tebar pesona, sebagaimana yang biasa dilakukan oleh kebanyakan pejabat atau politisi.

Kalaulah Bu Risma sesekali berhenti, bahkan menahan tangis saat akan berbicara, sangat terlihat bahwa memang itulah yang dirasakan Bu Risma. Itu bukanlah air mata buaya seperti yang sering ditunjukkan oleh para koruptor setelah dirinya tertangkap KPK. Dan apa yang disampaikan Bu Risma tentang apa yang dilakukannya benar-benar telah beliau lakukan selama menjabat sebagai wali kota Surabaya.

Apa yang dilakukan Bu Risma untuk kota Surabaya, sangat bisa dirasakan oleh kebanyakan warga Surabaya. Perubahan wajah kota Surabaya yang luar biasa, serta kepedulian sosial Bu Risma terhadap warganya mengundang kagum tidak hanya dari warga Surabaya, tapi juga warga luar kota Surabaya yang kebetulan sedang berkunjung ke sana.

Sebelum menjadi wali kota, Bu Risma memang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) dan Kepala Badan Perencanaan Kota (Bappeko) di Surabaya. Jadi Bu Risma tahu betul apa yang perlu dirubah dari wajah kota Surabaya. Mungkin sebagian orang menganggapnya biasa. Akan tetapi, kemauan dan kegigihan Bu Risma untuk mewujudkan mimpinya merubah Surabaya, telah melahirkan perubahan yang lebih cepat di kota itu.

Apa yang dilakukan Bu Risma terhadap daerah lokalisasi di Surabaya dan para penghuninya, juga menjadi prestasi luar biasa bagi karier beliau. Boleh jadi Bu Risma adalah orang pertama yang berhasil menutup lokalisasi tanpa perlawanan berarti. Karena memang Bu Risma tidak hanya menutup, tapi juga memberi solusi.

Kalau kemudian tersiar kabar bahwa Bu Risma bermaksud mengundurkan diri sebagai wali kota, buat saya itu adalah hal yang aneh. Pasti ada sesuatu di balik maksud tersebut. Meskipun hingga saat ini penyebab rencana kemunduran diri Bu Risma masih menjadi misteri.

Beberapa respon dari politisi dan komunitas di negeri ini, khususnya yang berasal dari kota Surabaya telah memberi jawaban tersirat atas rencana mundurnya Bu Risma. Beliau secara khusus diundang ke kantor DPR, tapi yang mengundang beliau adalah anggota Partai Golkar. Beliau juga ditelpon langsung oleh presiden SBY terkait rencana kemunduran dirinya.

Kenapa yang merespon pertama dari rencana mundurnya Bu Risma bukan dari kalangan PDIP yang telah membawa Bu Risma terpilih sebagai wali kota Surabaya? Ada apa sebenarnya dengan Bu Risma dan partai yang mengusungnya menjadi wali kota itu? Bagaimana sebenarnya hubungan ibu wali kota tersebut dengan wakilnya?

Ah, saya bukan politikus, jadi biarlah itu tetap menjadi rahasia politik. Dunia politik memang sulit ditebak, kawan bisa jadi lawan, begitu juga sebaliknya. Setidaknya semua dukungan yang diberikan oleh banyak warga Surabaya terhadap Bu Risma telah mengubah rencana beliau. Ya, Bu Risma tidak jadi mengundurkan diri. Beliau telah memilih untuk melanjutkan amanah yang telah dipercayakan mayoritas warga Surabaya sebagai wali kota.

Apa yang dilakukan para pendukung Bu Risma untuk tetap melanjutkan memimpin kota Surabaya bukan tanpa alasan. Gaya kepemimpinan Bu Risma begitu merakyat. Bagi Bu Risma, setiap kegelisahan yang dirasakan warganya menjadi motivasi untuk cepat bertindak. Jadi, apa yang ingin dilakukan Bu Risma untuk berubahnya Surabaya menjadi lebih baik, bukan sekadar wacana. Tapi menjadi PR yang harus segera diwujudkan melalui program nyata. Meskipun saat ini belum semua lokalisasi ditutup, tapi dengan gaya yang dimiliki Bu Risma, bukan tidak mungkin keinginan beliau akan segera terwujud.

Sebagai wali kota, Bu Risma tidaklah terlalu bermuluk-muluk. Program-programnya sederhana namun mengena. Beliau menyampaikan apa yang diinginkannya untuk perubahan kota Surabaya dan bertindak sejalan dengan apa yang disampaikannya. Ya, sepertinya bagi Bu Risma yang ada hanyalah bekerja dan bekerja, bukan banyak bicara.

Semoga dengan Bu Risma tetap menjadi wali kota, mimpi besar beliau terhadap kota terbesar kedua di Indonesia ini bisa terwujud. Yaitu untuk menjadikan Surabaya sebagai kota yang nyaman bagi siapa saja. Sukses Bu Risma!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline